IBRAH

Sabar, Kunci Kesuksesan

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti menghadapi berbagai ujian dan tantangan. Mulai dari kesulitan ekonomi, masalah keluarga, hingga rintangan dalam meraih cita-cita.

Dalam menghadapi semua itu, kesabaran adalah salah satu kunci utama yang diajarkan dalam Islam untuk meraih kesuksesan, baik di dunia maupun akhirat.

Rasulullah Saw juga bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Hadits ini mengajarkan bahwa sabar adalah cara seorang mukmin untuk menyikapi musibah, menjadikannya sebagai sarana untuk mendapatkan kebaikan dari Allah.

Pasti timbu di otak atau benak kita masing-masing kenapa kesabaran itu sebagai kunci sukses. Berikut alasan kesabaran itu disebut sebagai kunci sukses!

  1. Kesabaran Menguatkan Mental

Orang yang sabar memiliki mental yang kuat karena ia tidak mudah menyerah. Dalam menghadapi masalah, ia mampu berpikir jernih dan mencari solusi terbaik.

  1. Kesabaran Membentuk Keikhlasan

Sabar mendidik hati untuk ikhlas menerima ketentuan Allah. Dengan ikhlas, seseorang akan lebih mudah menerima keadaan, sehingga mampu melangkah maju tanpa beban.

  1. Kesabaran Mengantar kepada Keberhasilan

Setiap kesuksesan memerlukan proses. Tidak ada hasil yang instan. Dengan sabar, seseorang dapat terus berusaha tanpa mudah menyerah, sehingga lambat laun usahanya akan membuahkan hasil.

  1. Kesabaran Mendekatkan kepada Allah

Orang yang sabar akan selalu bersandar kepada Allah dalam setiap langkahnya. Hal ini akan membawa keberkahan dalam setiap usahanya, sehingga ia tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga di akhirat.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Sabar selalu diidentikkan dengan musibah. Artinya sabar seolah hanya ada ketika manusia dihadapkan dengan musibah. Padahal tidak begitu adanya. Karena sesungguhnya bersabar jauh lebih berat ketika diterapkan dalam kondisi kehidupan yang normal dan bahagia.

Memang berat seorang yang hidup miskin untuk bersabar dengan kondisi yang dialaminya dan tetap ingat dan berterimakasih dengan rahmat-Nya. Akan tetapi lebih berat lagi ketika seorang yang berkedudukan, seorang pejabat, harus bersabar tetap berada dalam jalan yang diridhai-Nya, sedangkan di sekililingnya bergelimangan harta dan kekuasaan yang tak putus-putusnya mengajak menuju kebejatan dan kesesatan.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button