OPINI

Sebutan Media terhadap Taliban dan Dampaknya

Situs koran The Jerusalem Post yang terbit di Israel, pada Selasa (24/8/2021), masih memampang sebuah tulisan berjudul “How Israeli weapons were used to hunt the Taliban.” (Bagaimana senjata-senjata Israel digunakan untuk memburu Taliban).

Disebutkan, bahwa selama 20 tahun, berbagai senjata bikinan Israel telah digunakan oleh pasukan Koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk memerangi para pejuang Taliban (Taliban fighters) — (From drones to missiles and armored vehicles, Israeli-made weapons systems helped coalition forces against Taliban fighters).

Menurut koran ini, begitu pasukan Barat itu meninggalkan Afghanistan, maka senjata-senjata bikinan Israel itu tidak lagi digunakan untuk berburu Taliban. Meskipun pasukan Israel tidak terlibat langsungd alam perang di Afghanistan, tetapi sistem pertahanan Israel digunakan untuk berperang melawan Taliban – yang disebut koran Israel ini sebagai “the radical jihadist terrorist group.” (https://www.jpost.com/international/israeli-weapons-were-used-extensively-in-afghanistan-677485).

Koran The Washington Post, (24/8/2021) juga menurunkan berita utama tentang Taliban. Tetapi, dalam sejumlah beritanya, koran ini menulis Taliban tanpa sebutan “militant”, “radical”, “terrorist” dan sebagainya. Tapi, cukup menyebut: “The Taliban”.

“The Taliban repeated Tuesday that it viewed the United States’ Aug. 31 deadline to depart from Afghanistan as final, even as the Biden administration is expected to decide whether to extend the evacuation mission.”

Sementara itu, koran The New York Times (www.nytimes.com), (24/8/2021), juga tidak memberikan sebutan apa-apa untuk Taliban: “The Taliban said on Tuesday that they would block Afghans trying to leave the country from traveling to Kabul’s airport and would reject any plans to extend the deadline for American troops to withdraw from Afghanistan by the end of this month.”

Sementara itu, koran The Jakarta Post menerbitkan sebuah tulisan berjudul “What does the Taliban’s victory in Afghanistan mean for Indonesia?”. Disebutkan: “The government is closely monitoring developments in Afghanistan following the Taliban’s recent return to power. In the meantime, Indonesia’s grassroots Muslim groups appear to be giving the militant group the benefit of the doubt, despite some looming concerns that the victory could embolden local extremist groups.”

                         ***

Jadi, koran yang terbit di Jakarta ini menyebut Taliban sebagai “the militant group”. Penggunaan istilah untuk Taliban itu penting kita cermati, khususnya oleh media di Amerika Serikat. Sebab, istilah yang digunakan akan menentukan cara pandang dan kebijakan. Penggunaan istilah “militan” atau teroris untuk suatu kelompok bisa berdampak serius. Berikut ini contoh yang pernah terjadi dimasa lalu, saat-saat Taliban dimusuhi dan ditumbangkan.

Ketika itu, akhir Oktober 2006, dunia disuguhi satu berita yang dramatis: 80 orang di sebuah madrasah di Pakistan tewas dihujani rudal oleh tiga helikopter tentara Pakistan sendiri. Pada 30 Oktober 2006, situs BBC edisi Indonesia menulis berita dengan judul ‘’Madrasah diserbu, 80 tewas”.

Dikatakan dalam berita ini: “Angkatan bersenjata Pakistan menyatakan setidaknya 80 militan tewas dalam serangan udara terhadap satu madrasah yang digunakan sebagai kam latihan.”

Sementara itu, Voice of America pada 31 Oktober 2006 menulis berita dalam edisi Indonesia dengan judul: “Militer Pakistan Tewaskan 80 Militan, Pangeran Charles Batalkan Kunjungan”.

Ditulis dalam berita ini: “Pihak militer Pakistan mengatakan, helikopter mereka yang di persenjatai, telah menghancurkan sebuah fasilitas yang dicurigai menjadi tempat pelatihan teroris, di dekat perbatasan dengan Afghanistan, dan menewaskan 80 militan… Madrasah itu dicurigai memberikan perlindungan kepada anggota Al Qaida.”

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button