Sedekah, Pemberian Maaf dan Tawadhu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama, beliau telah bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“Shadaqah itu tidaklah mengurangi harta. Dan Allah ‘Azza wa Jalla tidaklah menambahkan bagi seorang hamba karena pemberian maafnya kepada orang lain kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang yang bertawadhu’ (merendahkan hatinya) karena Allah Ta’aala melainkan ia akan diangkat derajatnya oleh Allah Ta’aala” [HR. Muslim rahimahullahu dalam shahihnya no. 6757, Maktabah Syamilah]
Tentang Shadaqah, Imam An Nawawi Rohimahullah mengatakan,
قوله صلى الله عليه و سلم ( ما نقصت صدقة من مال ) ذكروا فيه وجهين احدهما معناه أنه يبارك فيه ويدفع عنه المضرات فينجبر نقص الصورة بالبركة الخفية وهذا مدرك بالحس والعادة والثاني أنه وإن نقصت صورته كان في الثواب المرتب عليه جبر لنقصه وزيادة إلى أضعاف كثيرة
‘Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam (مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ) ‘Sedekah tidak akan mengurangi harta’. Para ulama menyebutkan ada dua makna berkaitan dengan hadits ini.
Pertama, sesungguhnya Allah akan memberkahi hartanya dan mencegah kemudhorotan menimpanya. Maka Allah akan menggantikan kekurangan jumlah hartanya dalam bentuk keberkahan yang tidak terlihat pada hartanya , hal ini ini dapat kita ketahui baik secara inderawi dan kebiasaan.
Kedua, sesungguhnya jika berkurang jumlahnya maka pahala akan menambal kekurangan hartanya dan ditambahkan baginya pahala dengan kelipatan yang berlipat ganda”
Tentang Pemberi maaf, Imam An Nawawi Rohimahullah mengatakan,
قوله صلى الله عليه و سلم ( وما زادالله عبدا بعفو إلا عزا ) فيه ايضا وجهان احدهما أنه على ظاهره وأن من عرف بالعفو والصفح ساد وعظم في القلوب وزاد عزه واكرامه والثاني أن المراد أجره في الآخرة وعزه هناك
‘Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam (وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا) ‘ Dan tidaklah memberikan maaf melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan bagi seorang hamba’. Pada potongan hadits ini juga terdapat dua makna. Pertama, makna sesuai makna zhohirnya yaitu sesungguhnya barangsiapa yang bersikap dengan memaafkan dan bermurah hati maka akan merasakan kemuliaan dan jiwa besar di dalam hatinya serta akan bertambah kemuliaan dan kedermawanannya. Kedua, maksudnya adalah akan mendapatkan ganjaran di akhirat dan akan dimuliakan ketika itu”.