Seruan dari Seorang Muslim Uighur kepada Umat Islam
Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin menyampaikan beberapa fakta menyedihkan tentang praktik genosida terhadap warga Uighur di Turkistan Timur.
Kamp konsentrasi mulai beroperasi di Turkistan Timur pada 2014. Saat ini, ada ratusan kamp konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai “pusat pendidikan“. Kenyataannya, tujuan sebenarnya dari “pusat pendidikan” terungkap dari para penyintas.
Kamp konsentrasi ini ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa dari warga Uighur dan membuat mereka lupa bahwa mereka adalah Muslim. Penting untuk dicatat bahwa kelompok pertama yang dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi adalah para intelektual dan cendekiawan Uyghur.
Awalnya, warga Uighur dibawah ke kamp konsentrasi selama beberapa hari lalu dipulangkan kembali. Namun, seiring berjalannya waktu, jutaan warga Uighur dijebloskan ke kamp konsentrasi—termasuk orang-orang yang sebelumnya pernah masuk ke sana.
Rezim Komunis China secara sistematis melakukan cuci otak terhadap mereka. Muslim Uighur dipaksa untuk lebih tunduk kepada rezim Komunis China daripada kepada Allah SWTBerbagai cara penyiksaan terus dilakukan kepada orang-orang yang menolak. Korban terbesar di kamp konsentrasi ini tentu saja perempuan. Para penjaga kamp konsentrasi membawa mereka ke sebuah ruangan tertutup lalu melakukan perkosaan.
Fakta-fakta mengenai perilaku keji para penjaga kamp konsentrasi terungkap dari para perempuan penyintas. Lebih keji lagi, organ tubuh warga Uighur yang sakit ataupun meninggal karena penyiksaan kemudian diselundupkan dan dijual kepada pembeli, termasuk pembeli Muslim yang menganggapnya sebagai “organ halal“.
Situasi di luar kampus konsentrasi juga sebenarnya tidak ada bedanya. Beberapa warga Uighur yang pernah mengalami proses indoktrinasi di kamp konsentrasi akan mendapatkan vonis pengadilan lalu dipenjara atau dipaksa menjadi buruh—atau lebih mirip budak—di pabrik-pabrik.
Dalam proses pengadilan tersebut, warga Uighur dimintai keterangan tentang tindakan mereka yang mengajari anak-anak mereka agama Islam atau Al-Qur’an. Melaksanakan shalat secara rutin adalah tindakan kriminal dan hukumannya adalah penjara. Orang-orang yang dipaksa bekerja di pabrik-pabrik layaknya budak juga tinggal di sebuah tempat seperti penjara, yang tentu saja berlawanan dengan kemauan mereka untuk hidup bebas.
Perempuan Uighur dipaksa untuk menjalani sterilisasi yang telah melanggar hak asasi manusia. Hal ini dilakukan untuk terus mengurangi hingga menghabisi generasi Muslim di Turkistan Timur. Akibatnya, angka kelahiran di Turkistan Timur turun hingga 80% dalam beberapa tahun terakhir.
Perempuan Uighur telah dirampas hak keibuan mereka. Sementara itu, perempuan Uighur yang tidak berada di kamp konsentrasi akan dilengkapi dengan alat khusus untuk menghalangi mereka agar tidak bisa hamil dan melahirkan.
Anak-anak yang orang tuanya berada di kamp konsentrasi akan diculik. Saat ini, diperkirakan ada satu juta anak Uyghur yang ditempatkan di sebuah asrama pemerintah China atau tinggal dengan keluarga China.
Propaganda rezim Komunis kepada anak-anak ini dipaksa untuk melupakan nama mereka. Mereka juga dipaksa untuk ‘menyembah‘ Partai Komunis China, Republik Rakyat China dibandingkan Islam.