Seruan dari Seorang Muslim Uighur kepada Umat Islam
Di sisi lain, perempuan Uighur juga dipaksa untuk tidur dalam ranjang yang sama dengan China Han tersebut. Ini adalah tindakan keji. Hidup di bawah pengawasan ketat seperti ini merupakan kehidupan yang tak tertahankan.
Jebakan Proyek China
Berkaitan dengan tujuan kedua—kepentingan ekonomi dan diplomatik—wilayah Turkistan Timur memang merupakan wilayah yang kaya. Ada kandungan gas alam, minyak, uranium, emas, dan kandungan mineral lainnya. Selain itu, wilayah Turkistan Timur merupakan lokasi transit yang penting dalam program Belt and Road Initiative (BRI).
Oleh karena itu, rezim Komunis China berambisi menguasai penuh wilayah Turkistan Timur. Mereka menganggap penduduk Muslim Uighur dan identitas keIslaman di wilayah ini merupakan ancaman karena akan membahayakan kepentingan ekonomi dan diplomatik mereka.
Kepemimpinan Xi Jinping di Partai Komunis China ikut memperburuk situasi di Turkistan Timur. Xi menganggap dirinya sebagai salah satu pemimpin terbesar China. Dia memberlakukan kebijakan luar negeri untuk melakukan menjadikan dunia berada di bawah hegemoni pemerintahan Beijing.
Kebijakan ini terwujud dalam program Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan sejak 2013. BRI dicitrakan ke seluruh dunia sebagai proyek yang akan membawa kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi seluruh dunia.
Tidak kurang 140 negara, termasuk 17 negara di Timur Tengah, telah bergabung dalam proyek BRI, yang memanjang mulai dari China hingga Eropa. Wilayah Afrika dan Timur Tengah merupakan target utama BRI dengan pertimbangan sumber daya dan investasi. Negara-negara di Asia-Pasifik, seperti Indonesia dan Malaysia, juga merupakan wilayah penting bagi ambisi hegemoni China.
Wang Yi—ketika menghadiri pertemuan Urusan Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada 2022—menyatakan bahwa dana 400 miliar dolar AS telah disediakan untuk 600 proyek BRI di dunia Muslim. Nilai proyek BRI di negara-negara Afrika dan Timur Tengah meningkat dari 8% menjadi 38% pada 2020.
Namun nominal sanksi yang dibebankan China kepada negara-negara Muslim di Arab naik tiga kali lipat. Angka ini naik dua kali lipat dalam jenis proyek konstruksi. Kontribusi ekonomi yang dijanjikan China juga patut dipertanyakan. Sebab proyek-proyek China sebenarnya dijalankan oleh perusahaan China, perusahaan pembiayaannya juga dari China, termasuk para pekerja juga berasal dari China.
Dengan demikian, pemenang utama dari proyek ini adalah pemerintah Beijing. Negara-negara tujuan investasi China saat ini, seperti Sri Lanka, tengah menghadapi beban hutang yang sangat besar. Beberapa negara di Afrika saat ini mulai mempertimbangkan kembali proyek BRI.
Wilayah Turkistan Timur sangat penting bagi BRI. Wilayah ini akan membuat China menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Turkistan Timur merupakan titik penghubung antara China dengan Asia Tengah dan Timur Tengah.
Inilah salah satu alasan utama pemerintahan Beijing melakukan Sinifikasi di Turkistan Timur. Empat dari enam jalur perdagangan utama BRI akan melewati wilayah Turkistan Timur. Kota bersejarah Kashgar juga merupakan pintu masuk ke wilayah Pakistan—negara yang dengan nilai investasi terbesar BRI.