Shaum Sebulan Imsak Setahun
Tidak seperti kewajiban pada rukun Islam lainnya, kita diperintah untuk melakukan sesuatu. Tetapi untuk shaum kita malah diperintah untuk tidak melakukan sesuatu yang lazim disebut imsak. Secara khusus tidak makan tidak minum pada siang hari dan menahan diri dari yang membatalkan dan merusak shaum. Ibadah ini sifatnya amat rahasia tidak ada yang tahu, hatta orang terdekat sekalipun, hanya yang bersangkutan dan Allah SWT yang tahu jika ia sedang menunaikan shaum.
Shaum ada beberapa Golongan
(1) Shaum Awam
Shaum ini sekedar memindahkan jadwal makan, hanya untuk melaksanakan “kewajiban” dan karenanya yang bersangkutan merasa terbebani, sangat berkeberatan.
Shaum ini, seperti puasanya ular sanca, oray kadut kata orang Sunda. Setelah makan besar, ia puasa selama beberapa hari. Perubahan yang ada padanya hanya sekedar berganti kulit, setelah itu ia kembali ke habitatnya semula melakukan rutinitasnya. Kelakukannya tidak berubah dan tetap sebagai oray kadut.
(2) Shaum Khusus
Yaitu shaumnya orang-orang yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan hawa nafsu dalam berbagai bentuk terutama nafsu amarah. Jika ada orang yang mengajak bertengkar, ia berkata “Aku sedang Shaum”.
Shaum ini seperti puasanya ayam yang sedang mengerami telurnya. Dengan puasa ia dapat meningkatkan energi (suhu tubuhnya) sehingga dalam tiga minggu telurnya dapat menetas. Puasanya dapat memberi manfaat bagi anak-anaknya.
Dan shaum khusus bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban tetapi sudah meningkat menjadi kebutuhan yang ditandai dengan amalan nawafil (amalan sunnah). Fisik dan mentalnya merasa butuh untuk menunaikan shaum. Dengan demikian jasmani dan ruhaninya menjadi sehat.
(3) Shaum Khususil Khusus
Shaum ini adalah shaumnya orang-orang yang saleh yang senantiasa bertekad untuk mendekatkan diri kepada Allah, ingin lebih akrab dengan Allah yang disebut oleh kalangan sufi sebagai muraqabah. Melaksanakan shaum tidak hanya sebagai kewajiban dan kebutuhan, tetapi sudah menjadi kenikmatan Iman dan kenikmatan beribadah.
Shaum ini seperti puasanya ulat sutra, setelah makan besar ia puasa dan dengan puasanya ia dapat mengubah dirinya menjadi kepompong. Saat menjadi kepompong saja ia sudah memberi manfaat yang besar bagi manusia. Dan setelah itu menjadi kupu-kupu yang juga bermanfaat bagi makhluk lain terutama tumbuh-tumbuhan. Keindahan sayapnya pun menyenangkan manusia, juga berguna bagi ilmu pengetahuan.
Shaum seperti ini dapat mengubah perilaku manusia menjadi manusia yang bertakwa yang keberadaannya menggenapkan, dan ketidak-hadirannya mengganjilkan. Manusia ini, seperti diumpamakan oleh Nabi SAW seperti lebah madu. Kalau makan yang baik-baik. Kalau meninggalkan sesuatu juga yang baik-baik yang menjadi minuman yang menyehatkan bagi manusia. Bukan saja madunya yang dapat menjadi obat buat manusia, bahkan sengatannya pun dapat juga digunakan sebagai Terapi Sengat Lebah untuk berbagai penyakit.
Lebah madu jika hinggap di ranting serapuh apapun, tidak akan membuat ranting itu patah. Kebersamaan dan solidaritasnya sangat mengagumkan. Kecintaan dan ketaatannya kepada Sang Ratu sangat luar biasa. Jangan coba-coba mengganggunya, kalau tidak mau dirempug atau kikeroyok dengan sengat yang racunnya dapat mematikan.
Inti Shaum adalah Latihan Imsak dan Muraqabah
Inti shaum itu sejatinya adalah Imsak. Latihan menahan diri, latihan mengendalikan hawa nafsu dan yang paling utama adalah Latihan Muraqabah, merasa dekat dengan Allah, merasa diawasi. Dan latihan ini tidak hanya pada saat Ramadhan saja, tetapi sepanjang tahun dengan paradigma Shaum Sebulan Imsak Setahun.
Latihan ini tentu sangat efektif untuk menggelorakan semangat Revolusi Akhlak terutama Takhallaqu Bi Akhlaqil Qur’an untuk menyempurnakan akhlak Semulia Akhlak Nabi Sang Qur’an Bejalan bagi semua orang apapun status dan profesinya. Baik sebagai pelajar dan mahasiswa, pemuda dengan berbagai organisasinya, pedagang dan pegawai dengan berbagai profesinya, terutama Aparat Sipil Negara untuk memberantas budaya KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme). Apatah lagi mereka yang memiliki takhta, harta dan Ilmu jangan sampai menjadi seperti Fir’aun, Qarun dan Haman calon penghuni Neraka Jahannam.
Al-Qur’an Suci memandu Proses Pembelajaran dan Menuntun Prosesi Kehidupan
(1) Allah lebih Dekat daripada Urat Leher kita Sendiri
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang terbersit dalam hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Ingatlah! Ketika dua malaikat mencatat perbuatannya. Yang satu di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada kata yang terucap melainkan ada di sisinya Malaikat Pengawas yang mencatat. (QS XXVI, Qaf [50]. 16-18).
(2) Allah senantiasa Mendampingi Hamba-Nya
Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Allah yang keempatnya. Tidak lima orang, melainkan Allah yang keenamnya. Tidak yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Allah pasti ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian, pada Hari Kiamat, Allah akan memberitahukan apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS XXVIII, al-Mujadalah [58]. 7).
Latihan Imsak dan Muraqabah ini akan kita pergunakan untuk menapaki kehidupan sebelas bulan ke depan agar mampu menghindar dari godaan setan yang terkutuk dalam berbagai bentuk dan manifestasinya. Ubahlah paradigma shaum dengan paradigma baru, Shaum Sebulan Imsak Setahun.
Kemampun Imsak dan Muraqabah sebagai hasil latihan selama Ramadhan harus dapat memuliakan akhlak semulia akhlak Nabi dan menjadi perisai yang menyatu pada diri kita, jangan sampai terbawa hanyut seiring berlalunya Ramadhan. Pada saat kita menghadapi godaan setan dari golongan jin atau manusia, Perisai Diri itu senantiasa siap menjadi tameng. Dan kelak di akhirat shaum itu akan menjadi perisai dari azab neraka.
Billahi Fi Sabilil Haq!
Shofyan Achmad