Siapkan Diri untuk Kehidupan Hakiki
Seperti inilah kebanyakan dari kita menjalani kehidupan di dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah terus menerus mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini hanyalah ujian.
Juga tak bosan membangunkan kita dari berbagai mimpi dan kegiatan melalaikan. Namun, kebanyakan dari kita terus “tertidur”.
Karena itu, marilah persiapkan diri kita sebenar-benarnya untuk menghadapi sidang ujian pertanggungjawabn di Hari Kiamat nanti dan berusahalah sekuat tenaga untuk lulus. Dunia ini bukanlah kehidupan yang sebenarnya dan bukan tempat untuk kita selamanya.
Jangan gagal fokus dan justru mengalokasikan tenaga, waktu, dan aset yang kita miliki untuk ikut larut dalam permainan dunia ini. Jangan habiskan apa yang kita miliki untuk hal-hal yang tidak berguna. Banyak orang lupa, lalai, dan tersesat dari tujuan yang sebenarnya karena dunia ini begitu menyilaukan mata hati.
Ada ulama yang mengatakan bahwa dunia ini bagaikan pasar yang mau tutup. Sebenarnya kita hanya butuh membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari, tetapi karena banyak diskon yang ditawarkan (layaknya mall yang mau tutup), maka kita kemudian tertarik untuk membeli barang-barang yang ditawarkan.
Padahal kita tidak terlalu membutuhkan. Kita terus sibuk memilih dan membeli, hingga akhirnya lupa membeli apa yang kita butuhkan dan kita pulang menjelang malam dalam keadaan letih.
Penyesalan
Inilah yang disebut kita lalai. Begitu pula dalam kehidupan di dunia yang kita jalani saat ini. Padahal, sejatinya, hidup di dunia ini hanyalah untuk mencari yang kita butuhkan.
Apa yang akan kita peroleh di dunia ini sudah ditakar oleh Allah Ta’ala. Tidak akan lebih, juga tidak akan dikurangi-Nya.
Bila menjadi manfaat, itulah yang dinamakan sebagai berkah dan jadikankah bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita. Selebihnya adalah apa yang membuat kita lalai dan celaka.
Lalu, apakah kemudian kita tidak harus giat bekerja? Perhatikanlah terlebih dahulu konsep utama ini: “Carilah akhirat, barulah jangan lupa pada dunia.” Jangan dibalik. Bila dibalik, akan membuat kita menyesal di kehidupan yang sesungguhnya.