FILANTROPI

Sinergi Ulama dan Umat, ACT Tanda Tangani MoU dengan MUI

Jakarta (SI Online) – Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rencananya kerja sama akan meliputi bidang pangan, ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Penandatanganan MoU dilaksanakan oleh Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin dan Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor MUI, Jl. Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa siang (22/6/2021).

Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin, dalam sambutannya mengatakan, sebagai elemen aksi pihaknya saat ini mencoba berbuat nyata di tengah umat yang saat ini menghadapi pandemi Covid-19 yang diikuti dengan resesi dan kemudian depresi.

Bahkan, kata Ahyudin, jauh sebelum ada pandemi pihaknya sebagai lembaga kemanusiaan secara legal mendapatkan mandat untuk turut serta sebagai subjek dalam perbaikan negeri. Bukan hanya itu, dari negeri ini, ACT juga dapat membantu sesama manusia di pulouhan negara lain di dunia.

“Pengalaman 16 tahun ini, dengan penuh raya syukur kami telah menolong hampir 60 juta orang di berbagai belahan dunia. Semua itu berasal dari dukungan bangsa ini khususnya umat Islam dengan memberakan infak sedekahnya,” ungkap Presiden Global Islamic Philanthropy ini.

Dalam menjalankan program-programnya, Ahyudin mengakui kini didukung oleh sekitar satu juta orang donatur dan 600 ribu relawan. “Alhamdulillah dukungan kepada kami begitu massif,” kata dia.

Karena itulah, lanjut Ahyudin, ACT berkolaborasi dengan MUI sebagai lembaga yang memayungi Ormas dan umat Islam seluruh Indonesia untuk bersama-sama memperbaiki kondisi saat ini.

“Semoga payung besar kolaborasi ini segera ditindaklanjuti dengan kerja konkret sehingga bangsa ini muncul sebagai bangsa pemenang, bangsa yang paling humanis,” kata Ahyudin.

Ditanya tentang program nyata yang akan dilakukan, Ahyudin menjawab bila pihaknya memiliki 100 jenis program keumatan. Salah satunya, dia menyebut program Wakaf Ekonomi Produktif yang salah satu wujudnya adalah dengan wakaf sawah produktif. Ada pula wakaf ternak produktif. ACT juga memiliki produk air minum wakaf.

“Kami sekarang punya dua gudang, masing-masing dua hektar (luasnya), bisa menampung seratus ribu ton beras,” kata dia.

Ahyudin berharap kerja sama MUI dengan elemen umat, salah satunya ACT ini, dapat meringankan beban pemerintah.

“Pada akhirnya musibah pandemi ini diakhiri dengan kemenangan, kedaulatan pangan akan terjadi,” pungkasnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button