NASIONAL

Waketum MUI: Lomba Menulis Tak Kontekstual Saat Pandemi Covid-19, Bubarkan BPIP!

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Dr. H. Anwar Abbas menyarankan agar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibubarkan saja.

Buya Anwar menilai, lembaga dengan Ketua Dewan Pengarah Megawati Soekarnoputri itu tidak memiliki kepekaan sosial di tengah pandemi Covid-19.

Pernyataan Buya Anwar ini menanggapi pengumuman lomba penulisan yang digelar BPIP bertema ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.

Anwar mengatakan banyak tema yang relevan dan kontekstual untuk mengadakan lomba dalam rangka perayaan Hari Santri. Ia lantas memberi gambaran situasi saat ini.

Baca juga: BPIP Buat Lomba Nulis Bertema Hormat Bendera dan Nyanyi Lagu Kebangsaan Menurut Islam, Fadli Zon: Islamofobia, Segera Ganti Tema

Dia mengatakan setiap hari melihat ibu-ibu berbelanja. Namun, saat ini setiap ada tukang sayur lewat, ibu-ibu itu tidak lagi keluar rumah lantaran tak punya uang.

“Sekarang banyak kemiskinan ini. Semestinya kan dia hadir, tampil tuh BPIP. Pancasilaisnya mana? Ya, membantu lah. Menggerakkan anak-anak peduli kepada masalah Covid,” kata Buya Anwar di Jakarta, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (13/08/2021).

“Kenapa enggak lomba, bagaimana peran santri dalam menghadapi Covid, bisa kan, ya? Peran santri dalam menghadapi masalah ekonomi, gitu kan?” kata pengajar ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah itu.

Selain itu, Ketua PP Muhammadiyah ini juga menilai lomba BPIP hanya akan memancing perpecahan dan kecurigaan antarkelompok. Ia menyebut tema itu berpotensi membuat orang mecurigai nilai kebangsaan para santri.

“Nanti ujung-ujungnya kalau ada tulisan hukumnya haram nantinya malah menjadikan alat untuk menggebuk santri, kan?” katanya.

“Padahal bendera itu kan sudah kita kibarkan sebelum kita merdeka,” tambahnya.

Sebelumnya, lomba penulisan artikel tingkat nasional diinformasikan BPIP lewat unggahan di akun Twitter @BPIPRI pada Rabu (11/8). Sejak unggahan itu terbit, banyak pihak yang mempertanyakan urgensi lomba dengan mengangkat tema seperti itu. Bahkan ada yang menilai lomba itu sebagai bukti Islamofobia yang diidap BPIP.

Menanggapi beragam kritikan kepada BPIP, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo mengatakan pilihan tema tersebut menyesuaikan dengan konteks Hari Santri. Menurutnya, BPIP melihat pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam menyikapi cinta tanah air.

“Disesuaikan dengan Hari Santri. Sama juga hormat bendera menurut agama Kristen, Hindu, Buddha, Katolik, Konghucu,” katanya berkilah.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button