Situng KPU: Indonesia Darurat Demokrasi
“It’s not the people who vote that count, it’s the people who count the votes.”
–Joseph Stalin—
Frasa yang sering dinisbahkan sebagai ucapan pemimpin komunis Uni Soviet Joseph Stalin (1878-1953) itu tampaknya saat ini tengah terjadi di Indonesia.
Seorang penguasa yang ingin terpilih kembali, tidak perlu memenangkan hati rakyat. Itu tidak penting. Yang penting bagaimana menguasai mereka yang akan menghitung suara pemilih. Tinggal ambil di ujung proses. Semua sudah beres.
Di tengah karut marutnya proses dan penghitungan suara hasil pilpres, rakyat Indonesia mulai tersadar. Mereka menghadapi sebuah realitas sangat pahit: Siapa yang mereka pilih tidak ada gunanya. Sebab siapa yang akan menjadi presiden sudah ditentukan jauh hari sebelumnya.
Wajar bila kemudian muncul kecurigaan yang sangat besar, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi rangkaian akhir dari skenario besar menetapkan kembali Jokowi sebagai presiden. Apapun hasil pilpres, tidak penting.
Sebuah monitoring dan verifikasi manual terhadap sistem informasi penghitungan suara (Situng) KPU yang dilakukan oleh relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPD) Prabowo-Sandi memberi gambaran nyata apa yang tengah terjadi.
Sejak tanggal 27-29 April mereka memelototi hasil tabulasi suara di Situng KPU. Hasilnya sungguh mengejutkan. Dari 172.174 TPS yang mereka teliti, ditemukan sebanyak 9.440 kesalahan, atau sekitar 6 persen.
Sejak data dihimpun dan dimasukkan ke Situng pada tanggal 19 April rata-rata setiap hari ditemukan lebih dari 1.000 kesalahan entry data. Kesalahan itu meliputi selisih suara, jumlah pemilih melebihi DPT, dan jumlah suara sah tidak cocok dengan total suara. Kesalahan tersebut konsisten dan tidak ada perbaikan dalam tiga hari terakhir.
Kesalahan terbesar berasal dari provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jabar ditemukan kesalahan di sebanyak 764 TPS, Jateng 706 TPS, dan Jatim 385 ( 4 %).
Hasil lebih mengejutkan terjadi pada tanggal 30 April. Hanya dalam satu hari tim IT menemukan 12.550 kesalahan entry data. Data tersebut diperoleh dari audit atas 190.568 TPS.