NASIONAL

Soal Batik Moderasi Beragama, Buya Yahya: Hendaknya Dipikir Dulu, Jangan Sampai Menimbulkan Kontroversi

Jakarta (SI Online) – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif atau akrab disapa Buya Yahya menanggapi soal aturan Kementerian Agama di mana para pegawai diwajibkan mengenakan batik moderasi beragama.

Batik moderasi beragama yang dimaksud adalah seragam batik yang desainnya menggambarkan simbol berbagai agama yang ada di Indonesia. Hal itu akhirnya menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Menurut Buya Yahya, setiap umat beragama sudah seharusnya memiliki prinsip yang kuat, sehingga tidak mudah digoyahkan oleh apapun di luar agamanya.

“Jadi orang beragama itu punya prinsip, silahkan orang Kristiani dengan prinsip agamanya, orang Budha atau penganut agama lainnya dengan prinsipnya, yang penting kita tidak boleh bermusuhan,” jelas Buya Yahya dikutip Suara Islam, Kamis (3/11/2022) melalui video ceramahnya di Al Bahjah TV.

Menurutnya, dengan prinsip itulah setiap agama punya aturan atau rambu-rambunya. “Masing-masing umat beragama punya prinsip, misalnya kalau doa bersama tidak setuju, tapi kalau makan bersama ok,” ungkapnya.

Baca juga: Wakil Wantim MUI: Batik Moderasi Beragama Lebih Banyak Mudaratnya daripada Manfaatnya

Terkait batik moderasi, Buya Yahya mengatakan sebaiknya bergambar yang umum seperti gambar bunga misalnya.

“Namun jika harus ada gambar atau simbol tempat ibadah, kita tidak hanya bicara Islam saja, apakah orang Nasrani rela memakai bajunya bergambar masjid ke gerejanya? apakah orang Hindu juga rela? atau umat beragama lainnya juga rela?,” kata Buya Yahya.

“Kalau gambar bunga itu tidak masalah, mau masuk masjid atau tempat agama lain itu tidak mengapa. Tapi disaat ada gambar tempat ibadah maka akan menimbulkan kegelisahan,” tambahnya.

Bagi orang yang berpegang teguh pada agamanya tentu memiliki prinsip yang harus dipegang.

“Orang Budha yang berpegang teguh pada agamanya akan tidak nyaman kalau harus ada gambar masjid di bajunya, termasuk agama lain, dan ukuran kita orang beragama, kalau tidak berpegang teguh itu bebas bahkan yang tidak pakai baju juga ada,” kata Buya Yahya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button