Surat Terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim
Peneliti-peneliti Barat sendiri kebingungan tentang Bibel ini. Karena itu jangan heran banyak pendeta setelah meneliti dengan seksama Bibel (membandingkannya dengan Al-Qur’an), mereka justru masuk Islam.
Al-Qur’an adalah kitab suci dan kaum Muslim tidak ada yang meragukannya. Kata per kata dalam Al-Qur’an, adalah wahyu dari Allah. Bila kita mengkaji dengan seksama ayat-ayat Al-Qur’an, kita akan merasakan mukjizatnya. Baik akal maupun perasaan kita.
Keaslian Al-Qur’an ini telah dijamin oleh Allah sendiri. “Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami lah yang menjaganya.” (QS al Hijr 9). Maka jangan heran, anak-anak kecil, belum umur 10 tahun banyak yang hafal Al-Qur’an. Ribuan orang di dunia ini hafal Al-Qur’an.
Pertanyaannya adakah orang-orang Kristen yang hafal Bibel? Tidak ada dan tidak akan ada. Karena Bibel terjemahnya bermacam-macam bahasanya, bagaimana mau menghafalnya?
Selain dijaga hafalan manusia, dalam sejarah kodifikasi Al-Qur’an juga jelas sejarahnya. Mulai zaman Rasulullah, Abu Bakar, Umar hingga Ustman yang membukukan dan memperbanyaknya. Manuskrip di zaman Ustman ini, setahu saya, juga kini masih ada.
Rasulullah menyatakan bahwa tidak akan kenyang (puas), bila umatnya mengkaji Al-Qur’an. Akan selalu timbul ‘hikmah dan makna-makna baru’. Dr Ali Syariati, ahli sosiologi Islam, menyatakan bahwa Al-Qur’an banyak bahasa simbol. Bahasa simbol adalah bahasa tertinggi manusia. Al-Qur’an cocok di setiap zaman, bahkan ia mengatasi zaman atau menjawab zaman.
Misalnya kata Firaun dalam Al-Qur’an. Firaun yang disebut Al-Qur’an jelas ada zaman dahulu di Mesir. Tapi makna Firaun ini luas. Penguasa yang zalim, yang membuat rakyatnya sengsara, yang memenjarakan rakyatnya yang berbeda pendapat dengannya, yang berhura-hura sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan, bisa disebut juga Firaun. Ada Firaun besar dan Firaun kecil.
Begitu pula kata Nabi. Mereka yang mengubah peradaban manusia bisa disebut Nabi. Nabi Muhammad saw mengubah peradaban manusia yang dulunya tidak menghormati perempuan (membunuh perempuan di waktu kecil karena malu), suka minuman keras/mabuk, suka berzina/telanjang dan lain-lain diubah menjadi masyarakat yang menghormati perempuan, masyarakat yang suka makanan halal, masyarakat yang berpakaian sopan, masyarakat yang suka kejujuran dan tolong menolong, masyarakat yang suka ilmu dan lain-lain.
Kehebatan Rasulullah, tidak akan tertandingi oleh manusia manapun. Maka jangan heran, sejarawan Muslim maupun non Muslim kagum terhadap Nabi Muhammad. Hanya segelintir kecil sejarawan non Muslim yang benci kepada Rasulullah. Mereka menyatakan bahwa Muhammad gila, gila seks dan lain-lain. Sejarawan non Muslim yang keblinger ini, hanya menuruti nafsu kebenciannya saja.
Bagaimana dengan Yahudi? Yahudi menggunakan ‘kitab Taurat yang merupakan bagian dari Bibel.’ Bibel telah diakui oleh para ahli agama mereka sendiri bermasalah, maka Taurat pun bermasalah.
Yahudi mengidolakan Nabi Musa. Karena jarak yang sangat jauh dengan Nabi Musa, mereka juga kebingungan untuk mencontohnya. Mereka akhirnya hanya mengandalkan otaknya belaka untuk ‘menaklukkan dunia ini’.