NASIONAL

Tahun Baru 1442 H, MUI Ajak Umat Perkuat Ekonomi

Jakarta (SI Online) – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr H Anwar Abbas mengajak umat Islam bermusahabah terkait capaian umat di bidang ekonomi dalam menyambut Tahun Baru 1442 Hijriyah.

Dikatakannya, umat Islam memang sudah banyak sumbangsih bagi kemajuan bangsa. Namun, sumbangsih itu belum optimal menyentuh sisi ekonomi. Dari jumlah umat Islam di Indonesia yang mencapai 87%, kontribusi umat bidang ekonomi masih terasa kurang, utamanya bidang ekonomi skala besar/konglomerasi bisnis.

“Dari 10 orang terkaya di negeri ini, hanya satu orang yang beragama Islam. Dari 50 orang terkaya, hanya enam yang beragama Islam. Ini masih jauh dari harapan. Kita perlu muhasabah terkait nasib dan keadaan umat Islam,” kata Buya Anwar, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu 19 Agustus 2020.

Buya Anwar menilai, masih banyaknya umat Islam yang terbelakang dari sisi ekonomi salah satunya disebabkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang ada dan diterima umat Islam tidak mendukung umat menjadi entrepeneur maupun intrapreneur. Dia melihat, pendidikan bahkan sampai level universitas lebih banyak melahirkan “employee mentality”. Itu tergambar dari sedikitnya umat yang menjadi konglomerat.

“Supaya kontribusi umat Islam dalam bidang ekonomi kelas atas ataupun skala besar bisa meningkat di masa-masa mendatang, maka kita harus memacu diri agar jumlah umat Islam yang ada di ekonomi kelas atas proporsional dengan jumlah umat. Kalau bisa, sembilan dari sepuluh orang terkaya berasal dari umat Islam,” katanya.

Fokus memajukan ekonomi umat ini, menurutnya, tidak bisa ditawar lagi. Bila umat itu maju secara ekonomi, bangsa juga semakin maju. Dari 30 juta orang miskin di Indonesia saja, kata dia, 90 persen di antaranya berasal dari kalangan Islam. Artinya, mereka masih menjadi tantangan bangsa ke depan. Dengan memajukan umat secara ekonomi, maka masalah bangsa pun lambat laun bisa teratasi.

“Ke depan, umat diharapkan memberikan perhatian lebih kepada usaha menciptakan entreprenur dan intrapreneur yang handal. Usaha itu hendaknya benar-benar dilandasi keinginan mengubah nasib dan keadaan,” paparya.

sumber: mui.or.id

Artikel Terkait

Back to top button