Terungkap Dokumen AS Danai Penelitian Virus Corona di Wuhan
Washington (SI Online) – The Intercept – sebuah media daring yang diluncurkan pada Februari 2014 oleh First Look Media- mengungkap sebuah dokumen yang menunjukkan bila pemerintah Amerika Serikat (AS) mendanai studi tentang virus Corona pada kelelawar di Wuhan jauh sebelum pandemi Covid-19. Proposal itu juga menunjukkan bahwa pihak AS menyadari risiko para peneliti akan terinfeksi.
Lebih dari 900 halaman materi yang terkait dengan penelitian ini diterbitkan di situs web perusahaan media nirlaba pada Selasa keamrin.
Dokumen-dokumen tersebut diperoleh sebagai bagian dari litigasi Undang-Undang Kebebasan Informasi yang sedang berlangsung oleh The Intercept terhadap National Institutes of Health.
Baca juga: Komunitas Intelijen AS Terbelah Soal Asal Muasal COVID-19
Dokumen-dokumen tersebut merinci pekerjaan EcoHealth Alliance, sebuah organisasi berbasis di AS yang berspesialisasi dalam perlindungan terhadap penyakit menular, dan pekerjaannya dengan mitra China pada virus Corona, khususnya yang berasal dari kelelawar.
Makalah tersebut merinci bahwa EcoHealth Alliance diberikan total USD3,1 juta oleh pemerintah AS, dengan USD599.000 di antaranya masuk ke Institut Virologi Wuhan. Dana yang diterima di Wuhan sebagian digunakan untuk mengidentifikasi dan secara genetik mengubah virus Corona kelelawar yang mungkin menginfeksi manusia.
Presiden EcoHealth Alliance Peter Daszak memimpin salah satu penelitian, berjudul ‘Memahami Risiko Munculnya Virus Corona Kelelawar’, yang menyaring ribuan kelelawar untuk virus Corona baru. Penelitian ini juga melibatkan penyaringan orang-orang yang bekerja dengan hewan hidup.
Namun, dokumen yang dirilis mencakup pengakuan potensi risiko yang ditimbulkan oleh proyek itu.
“Pekerjaan lapangan melibatkan risiko tertinggi terpapar SARS atau CoV lainnya saat bekerja di gua dengan kepadatan kelelawar yang tinggi di atas kepala dan potensi debu tinja untuk terhirup,” bunyi proposal itu.
“Dalam proposal ini, mereka sebenarnya menunjukkan bahwa mereka tahu betapa berisikonya pekerjaan ini. Mereka terus berbicara tentang orang yang berpotensi digigit – dan mereka menyimpan catatan semua orang yang digigit,” ujar Alina Chan, ahli biologi molekuler di Broad Institute, di AS, kepada The Intercept sebagai tanggapan atas rilis tersebut yang dinukil Russia Today, Rabu (8/9/2021).
Pengungkapan lain adalah bahwa pekerjaan eksperimental dengan tikus yang dimanusiakan (yaitu, dengan gen, sel, jaringan, dan/atau organ manusia yang berfungsi) dilakukan di Pusat Percobaan Hewan Universitas Wuhan, laboratorium hayati dengan keamanan tingkat tiga, dan bukan di Wuhan Institute of Virology, laboratorium hayati dengan keamanan tingkat empat pertama di China daratan, seperti yang diperkirakan semula.
Program ini berlangsung dari 2014 hingga 2019, dan diperbarui pada 2019, hanya untuk dibatalkan oleh mantan presiden AS Donald Trump.