SUARA PEMBACA

The Real Crazy Rich

Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad Saw yang memiliki keahlian dalam berbisnis. Kebaikannya dikenal oleh para sahabat lewat sifat kedermawanannya.

Usianya 10 tahun lebih muda dari Nabi Saw. Dirinya ikut berjuang di jalan Allah dengan berbekal harta dan semangat jiwa karena dorongan takwa kepada Sang Pencipta. Beliau pun termasuk orang kedelapan yang masuk Islam, bagian dari sabiquna awalun.

Abdurrahman bin Auf memiliki empat orang istri. Ketika ia wafat masing-masing istrinya mendapatkan warisan sebesar 100.000 Dinar.

Total kekayaan Abdurrahman bin Auf saat meninggal disebut sebesar 3.200.000 dinar. Adapun aset lainnya terdiri atas 100 ekor unta, 100 ekor kuda dan 3.000 ekor kambing.

Abdurrahman bin Auf ini boleh bilang sahabat Rasulullah yang menempati posisi paling kaya. Namun demikian, tak setitik pun kesombongan tersemat dalam dirinya.

Bahkan, suatu ketika kota Madinah pernah kedatangan satu kafilah niaga yang terdiri dari 700 kendaraan niaga milik Abdurrahman bin Auf.

Kemudian, Aisyah memberikan kabar gembira dari Rasulullah Saw. Nabi Saw bersabda, “Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan merayap atau merangkak.” Sontak mendengar kabar tersebut, Abdurrahman tampak tidak senang masuk surga dengan merangkak.

Lalu ia pun membagikan satu kafilah niaga tersebut dan berkata, “Kalau aku bisa masuk surga dengan berdiri, niscaya akan kulakukan.”

Begitulah ketakwaan sosok crazy rich dalam penerapan sistem Islam. Semua harta didedikasikan di jalan takwa, bukan di jalan riya. Harta dipandang sebagai sarana untuk melesatkan takwa, bukan menjadikan diri terhina karena terpapar virus cinta dunia.

Sungguh, menakjubkan kala Islam dipahami dan diterapkan sebagai agama sekaligus pandangan hidup yang mulia. Menempatkan segala sesuatunya sesuai dengan tuntunan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Sehingga keberkahan dan kemaslahatan yang dihasilkannya, bukan kemudaratan juga kerusakan di tengah masyarakat sebagaimana penerapan sekuler yang dihasilkan dari kompromi manusia.

Maka, kembalikah kepada penerapan Islam yang sempurna sebagaimana yang diteladankan Rasulullah Saw juga para Khulafaur Rasyidin agar kehidupan di dunia aman sentosa menuju kehidupan akhirat yang bahagia. Wallahu’alam bishowab.

Ammylia Ummu Rabani, Muslimah Peduli Ummat.

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button