OASE

Tipuan Kejayaan Materialis: Istidraj pada Level Bangsa

“Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” [QS Yaasiin (36): 18]

“Maka, apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Kami pantas mendapatkan ini (karena usaha kami).” Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka (baik dan buruk) di sisi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” [QS al-A’raaf (7): 131].

Bukannya bertaubat (kembali) kepada (aturan/undang-undang) Allah, bahkan hati mereka menjadi keras (dari menerima kebenaran/petunjuk), dan syaithan pun menjadikan mereka memandang baik dan indah perbuatan (kezhaliman) yang mereka lakukan. Para penyeru kebenaran pun di-kriminalisasi-kan (dianggap sebagai biang perusak negeri dan perusak sistem) [QS al-A’raaf (7): 127, QS Ghaafir (40): 26).

Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir (bahwa) dia akan menukar sistem (dien) kalian atau menimbulkan kerusakan di bumi.” [Ghaafir (40): 26]

Kemudian saat mereka semakin melupakan peringatan-peringatan dari Allah dan tidak ada lagi harapan mereka akan bertaubat, maka Allah bukakan segala pintu kesenangan bagi mereka, sehingga mereka makin terbuai dan tenggelam dalam kesesatan dan kezaliman sistemik.

Secara materi (sudut pandang materialisme) negeri tersebut sangat mungkin akan mencapai kemajuan ataupun kejayaan pada infrastruktur, teknologi, kesenian-budaya dsb. Akan tetapi dalam euforia yang melupakan peringatan Allah tersebut, bencana dan kehancuran datang secara tiba-tiba tanpa disadari dan berakhir pada runtuhnya kejayaan dan peradaban negeri tersebut.

Studi Kasus istidraj pada suatu sejarah peradaban yang besar dapat ditemukan pada kisah Nabi Musa as dan kaum Fir’aun dalam QS al-A’raaf (7): 130-137.

اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Agus Ramadhan Harahap, Alumni ITB, Praktisi Pendidikan dan Teknologi.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button