Tolak Bertemu di Istana, Mahasiswa Menang 3-0
Cerdas!
Skenario yang disiapkan oleh pemerintah terbaca oleh para tokoh mahasiswa.
Posisinya equal. Setara. Mereka sangat sadar, barisan pertahanan istana sedang kocar-kacir. Mahasiswa sedang di atas angin.
Kepala Staf Presiden Moeldoko misalnya dengan nada memelas sudah meminta masyarakat memaklumi. Pemerintah sedang banyak masalah.
Andai saja para Ketua BEM bersedia bertemu Presiden secara tertutup, maka mereka akan di fait accompli. Kartu pemerintah yang sudah mati, bisa hidup lagi. Pemerintah menjanjikan akan mengeluarkan Perpu sebagaimana tuntutan mahasiswa. Mereka diminta untuk menghentikan aksinya.
Bila itu yang terjadi, tidak ada pilihan lain. Mahasiswa harus menghentikan aksi-aksi mereka yang mengguncang di seluruh Indonesia.
Keputusan itu dipastikan akan memecah belah gerakan mahasiswa. Di belakang layar buzzer-buzzer istana akan memelintir fakta pertemuan tertutup itu.
Modusnya persis seperti mereka menyebarkan disinformasi gerakan Islam radikal dan khilafah berada di belakang aksi Gejayan Memanggil. Atau seperti mobil ambulans milik Pemprov DKI dan PMI sebagai penyuplai batu dan bensin dalam aksi pelajar STM.
Mereka akan dianggap sebagai pengkhianat! Apalagi korban sudah berjatuhan. Di Kendari, Sulawesi Tenggara dua orang mahasiswa tewas menjadi martir. Di Makassar satu orang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob.
Mahasiswa sudah aware, sadar ada skenario jebakan politik yang bakal memporak-porandakan soliditas mereka.
Mahasiswa, kata Koordinator Pusat BEM-SI Muhammad Nurdiansyah, belajar dari pengalaman pada tahun 2015. Diundang ke istana secara tertutup. Hasilnya gerakan mahasiswa terpecah.
“Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin menjadi alat permainan penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan,” tambah Nurdiansyah yang juga Presiden Mahasiswa IPB.
Benar seperti dikatakan oleh Nurdiansyah, pemerintah saat ini sedang berada dalam situasi terpojok. Pemerintah sangat menyadari aksi mahasiswa dan pelajar STM sudah masuk ke jantung persoalan utama: Pengunduran diri Jokowi!