Tolak Bertemu di Istana, Mahasiswa Menang 3-0
Pembatalan UU KPK dan RUU KUHP hanya menjadi pintu masuk. Menjadi semacam alasan untuk bergerak dan beraksi (reason to act). Alasan untuk menyatukan gerakan dan menjadikan pemerintah sebagai musuh bersama.
Dalam aksi di berbagai kota, mahasiswa sudah menyerukan dan menuntut pengunduran diri Jokowi.
Jokowi saat ini tampaknya tidak punya pilihan lain. Dengan atau tidak bertemu pimpinan mahasiswa, Perppu UU KPK tampaknya akan tetap dikeluarkan. Tarik menariknya pasti tidak mudah.
Melihat kronologi super cepat lahirnya UU KPK di DPR, dapat dipastikan ada kekuatan besar yang bermain dan berkepentingan lahirnya UU ini.
UU inisiatif DPR ini diusulkan oleh partai-partai pengusung pemerintah. Jokowi juga sudah menyetujuinya. Jadi seharusnya UU ini akan jalan terus, sebagaimana sudah dinyatakan Jokowi.
Oligarki yang berkepentingan UU KPK direvisi, dibuat lemah, pasti tidak akan tinggal diam, bila Jokowi memutuskan menerbitkan Perpu. Padahal mereka inilah kekuatan besar di balik “kemenangan” Jokowi. Ini saatnya Jokowi membayar utang-utang politiknya.
Namun situasinya kini sungguh berbeda. Pemerintah menghadapi berbagai front pertempuran yang menguras habis energi mereka.
Papua terus bergolak. Bahkan korban sudah berjatuhan. Puluhan orang tewas di Wamena. Puluhan ribu pendatang eksodus besar-besaran.
Kebakaran hutan masih terus berlanjut, dan pemberitaannya saat ini tertutup oleh aksi mahasiswa.
Tarik menarik, tekan menekan seputar pembentukan kabinet juga masih berlangsung sangat keras.
Aksi mahasiswa masih terus berlanjut. Di beberapa kota malah sudah berubah menjadi kerusuhan. Isunya sudah melebar menjadi kekerasan aparat keamanan. Puluhan orang sudah ditangkap.
Mahasiswa rencananya akan kembali turun besar-besaran. Kekuatan penuh pada hari Senin (1/10) bersamaan dengan pelantikan anggota DPR-DPD periode 2019-2024.
Jokowi dihadapkan pada pilihan sulit. Kualitas kepemimpinannya benar-benar tengah diuji. Benarkah dia seorang pemimpin, atau hanya boneka seperti yang banyak dituduhkan.
Salah mengambil keputusan, kekalahannya akan semakin besar. 5-0, 10-0, 15-0. Bukan tidak mungkin dia dikeluarkan dari kompetisi, karena dianggap tak mampu melanjutkan pertandingan. Tidak pernah ada yang tahu!
Siklus perubahan politik 20 tahunan tengah berlangsung. Apakah Jokowi bisa lolos dari siklus tersebut?
Sejarah akan mencatat. Gerakan mahasiswa 2019 akan menjadi faktor penentu: Jokowi seorang pemenang atau pecundang? end.
Hersubeno Arief
sumber: facebook @hersubenoarief