UAS Dai Sejuta Viewers
Ulama bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini mengatakan, manfaat berdakwah melalui internet dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu. Di satu sisi, penceramah dapat menghindari kendala-kendala yang kerap dijumpai di dunia nyata, semisal dana atau ketersediaan jadwal dan lokasi untuk menjangkau jamaah.Di sisi lain, para jamaah dapat dengan mudah menyimak ceramah dai pilihannya, terlebih bagi mereka yang sibuk, tetapi masih bersemangat mengikuti kajian ilmu-ilmu agama.
“Media sosial dapat menjadi medium yang tepat untuk berdakwah di era saat ini karena irit biaya, mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang dan waktu. Semuanya jadi simpel, mudah,” ujar UAS seperti dilansir Republika.co.id.
Bukan hanya media sosial, popularitas UAS juga terbangun melalui media massa cetak, elektronik, dan daring. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila jamaah kerap membeludak di setiap acara yang menghadirkan sosok bermarga Batubara ini.
Mereka datang berduyun-duyun untuk menyaksikan ceramah alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, tersebut. Penggemarnya tidak hanya berasal dari kalangan umum, tetapi juga para artis, pejabat, atau juga sesama dai.
Tokoh sekaliber Wakil Presiden Jusuf Kalla, misalnya, menyempatkan diri untuk hadir pada suatu kajian dhuha bersama Ustaz Abdul Somad di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, dia menilai cara dakwah dosen UIN Suska Riau tersebut meneduhkan dan sarat referensi keilmuan. “Itu yang membedakan (UAS) dengan ustaz lainnya,” demikian puji JK.
Banyak dari ceramah UAS yang mengulas berbagai macam persoalan agama. Bahkan, bukan itu saja, ceramah UAS juga banyak yang membahas mengenai masalah-masalah terkini, nasionalisme, dan berbagai masalah yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.
Banyak orang menilai, salah satu kelebihan UAS terletak pada keluasan ilmunya. Tiap ditanya mengenai berbagai hal, ia bisa menguraikan jawaban dengan mengutip pendapat dan fatwa berbagai imam/mazhab dan sumber berbagai kitab. Ia membuka wawasan umat dan memberikan jawaban yang mencerahkan sekaligus menenangkan bagi umat. Misalnya soal poligami, wiridan setelah shalat, celana cingkrang, janggut, imam menghadap makmum setelah shalat, membaca shalawat, dan memperingati Maulid Nabi Saw.
Meskipun demikian, dalam hal-hal tertentu yang sifatnya prinsip, UAS adalah dai yang tegas. Misalnya soal waris, pacaran, hukum pernikahan orang yang “kecelakaan”, ataupun hukum orang kafir yang berkunjung ke masjid. Dengan luasnya cakupan keilmuan dalam bidang agama dan sejarah nusantara, UAS menjadi salah seorang dai yang masyhur di Indonesia atau ranah Melayu umumnya.
Selain dampak positif, UAS juga sempat merasakan efek dari media sosial. Pada awal Februari 2018 lalu, –sebelum akhirnya ‘ditumbangkan’–, akun Instagram miliknya sempat diblokir pihak-pihak tertentu. Meskipun pemblokiran itu hanya terjadi selama 12 jam karena reaksi dari masyarakat yang demikian besar, sampai sekarang belum diketahui dengan pasti siapa pelapor itu dan apa motifnya. [Shodiq Ramadhan]