NUIM HIDAYAT

Ucapan Akan Hilang, Tulisan Abadi

Verba volant, scripta manent. Ucapan lisan terbang, tulisan abadi. Itulah kata-kata latin yang banyak mendorong tokoh di masa lalu untuk menulis.

Tokoh-tokoh di masa lalu yang abadi tulisannya, diantaranya: Imam Ghazali dengan Ihya’ Ulumuddinnya, Imam Syafi’i dengan al Ummnya, Imam Bukhari dengan kumpulan haditsnya, Sayid Qutb dengan Tafsir fi Zhilalil Qurannya, Buya Hamka dengan Tafsir al Azharnya dan lain-lain.

Ribuan ulama atau cendekiawan telah menulis, dan mereka pun dikenang terus hingga kini. Ribuan santri dan cendekiawan mengenang al Ghazali dengan mempelajari karya-karyanya, begitu juga Imam Syafii dan lain-lain.

Di buku yang bagus ini, “Menulislah Engkau Akan Dikenang”, karya M Anwar Djaelani, dipaparkan tentang puluhan tokoh-tokoh Indonesia yang telah meninggalkan kenangan tulisan.

Disebut dalam tulisan ini kenang-kenangan buku dari Ahmad Hassan, Abdullah bin Nuh, Abdullah Said, Abdul Malik Ahmad, Abdul Qadir Hasan, Abu Bakar Aceh, Abu Hanifah, Aceng Zakaria, Ahmad Azhar Basyir, Ahmad Sanudi, Ahmad Sanusi, Ahmad Surkati, Ahmad Warson Munawir, Ali Akbar, Ali Hasymi, Mohammad Natsir, Hamka, Hasbi ash Shiddieqy, Hasyim Asyari, Hasyim Muzadi, Firdaus AN, Ali Mustafa Yaqub dan lain-lain.

Selain menulis karya-karya para ulama itu, penulis juga melengkapinya dengan biografinya. Sehingga pembaca mempunyai gambaran yang cukup untuk melihat latar belakang kehidupan penulis.

A Hassan misalnya, ketika menulis Tafsir al Furqan, tulisannya butuh waktu yang lama. Sebagian isi Tafsir al Furqan terbit pada Juli 1928. Pada 1941 tafsir itu dilengkapi sampai Surah Maryam. Di antara masa 1928-1941, A Hasan menulis beberapa buku yang dibutuhkan anggota-anggota Persatuan Islam.

Mulai 1953, berkonsentrasilah A Hassan menyelesaikan Tafsir al Furqan, ”Saya telah tulis kembali dengan cara lain, yaitu yang saya pentingkan dalam tulisan baru ialah menerangkan arti tiap-tiap ayat supaya pembaca bisa paham maknanya dengan mudah. Adapun buat arti yang bercabang dari sesuatu ayat atau sesuatu tafsiran, maka saya persilakan pembaca ke lain tafsir.”

Selain menulis Tafsir, karya tulis A Hassan yang lain adalah Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama (4 jilid), Pengajaran Shalat dan Terjemah Bulughul Maram. Selain itu ia menulis: Bibel lawan Bibel, Mereboet Kekoesaan, Debat Kebangsaan, Debat Riba, Debat Taklid, Halalkah Bermazhab? Isa dan Agamanya, Isa Disalib? Pemerintahan Islam, Apa Itu Islam? An Nubuwwah, Risalah Haji, Wajibkah Zakat, Risalah Jumat, Kesopanan Tinggi secara Islam, Kitab at Tauhid, Adakah Tuhan dan lainlain.

Ulama lain yang karyanya juga mendunia adalah Abdullah bin Nuh. Lebih 20 karya tulis ulama ini, diantaranya: Kamus Indonesia-Inggris-Arab, Cinta dan Bahagia, Zakat dan Dunia Modern, Ukhuwah Islamiyah, Tafsir al Quran, Studi Islam dan Sejarah Islam di Jawa Barat Hingga Zaman Keemasan Banten, Diwan Ibn Nuh, Minhajul Abidin (terjemahan), Al Alam Islami (Bahasa Arab), Ana Muslimun Sunniyun Syafiiyyun (Bahasa Arab), Muallimul Arabiyah (Bahasa Arab), al Munqidz minash Dhalal (terjemah), Panutan Agung (Bahasa Sunda) dan lain-lain.

Abdullah Said pendiri Ormas Hidayatullah adalah ulama yang percaya kekuatan media atau tulisan. Pada 7 Januari 1973 ia mendirikan Hidayatullah di Balikpapan. Ia juga merintis berdirinya majalah Hidayatullah. Tentang pentingnya tulisan, ulama ini menulis, “Hal yang paling mendesak sekarang ini adalah media cetak karena termasuk media dakwah yang sangat efektif. Tidak memerlukan alat seperti pesawat radio dan televisi, dapat masuk langsung ke kamarkamar orang. Dapat dibaca sambil berbaring, dapat menyampaikan pesan kapan dan dimana saja kepada pembacanya.”

Abdullah Said menulis beberapa buku antara lain: Kuliah Syahadat, Sistematika Wahyu, Metode Alternatif Menuju Kebangkitan Islam Kedua, dan lain-lain.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button