Veteran Militer AS Sebut Taliban Kuasai Peralatan Militer Senilai Rp270 Triliun
Kabul (SI Online) – Pasukan Taliban yang kini menjadi pasukan Imarah Islam Afghanistan (IIA) kini menguasai sejumlah besar peralatan militer dan senjata Amerika Serikat (AS) yang didapat dari gudang senjata militer Afghanistan.
Menurut veteran militer, Jim Banks, peralatan militer AS yang dikuasai Taliban bernilai lebih dari USD85 miliar atau lebih dari Rp270 triliun.
“Kami sekarang tahu, bahwa karena kelalaian pemerintahan (Presiden Joe Biden), Taliban sekarang (memiliki) akses ke peralatan militer Amerika senilai lebih dari USD85 miliar,” ujarnya.
Selama dua dekade terakhir, AS melatih dan memasok Angkatan Bersenjata Afghanistan dengan sejumlah besar persenjataan dan peralatan. Senjata-senjata itu sebagian besar disita oleh Taliban ketika mereka menguasai negara itu pada 15 Agustus, setelah pertempuran selama berbulan-bulan.
Sementara itu unit tentara Afghanistan didikan AS dan sekutunya telah gagal melakukan banyak perlawanan, ketika Taliban mulai menguasai kota-kota penting dengan banyak yang meninggalkan pos mereka dan atau menyerah.
Dengan sedikit atau tanpa perlawanan, Banks mengatakan, Taliban mampu merebut peralatan militer yang tertinggal, termasuk 75 ribu kendaraan, 200 pesawat terbang dan helikopter, serta 600 ribu senjata ringan dan senjata ringan.
“Taliban sekarang memiliki lebih banyak helikopter Black Hawk daripada 85 persen negara di dunia,” ujarnya, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (21/9/2021).
Lebih mengejutkan lagi, kata Banks, Taliban juga memiliki perangkat biometrik yang memiliki sidik jari, pemindaian mata, dan informasi biografi warga Afghanistan yang berkolaborasi dengan AS dalam perjuangan mereka melawan mereka.
“Tapi, mereka tidak hanya memiliki senjata. Mereka memiliki kacamata penglihatan malam, pelindung tubuh, dan persediaan medis. Taliban sekarang memiliki perangkat biometrik yang memiliki sidik jari, pemindaian mata, dan informasi biografis orang Afghanistan yang membantu kami selama 20 tahun terakhir,” ujarnya.
Banks menuturkan, peralatan yang ditinggalkan dapat digunakan untuk menargetkan mereka atau dalam serangan terhadap orang Amerika.