SUARA PEMBACA

Virus LGBT Merebak, Bagaimana Cara Menyikapinya ?

Para aktivis Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) Se-ASEAN berencana menggelar pertemuan di Jakarta. Namun, karena banyaknya penolakan, panitia pertemuan LGBT se-ASEAN memutuskan untuk merelokasi acara tersebut. Mereka mengaku menerima beberapa ancaman keamanan dari berbagai pihak. Pertemuan bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week ini nantinya akan digelar di luar Indonesia. (Liputan6.com, Juli 2023).

Terang saja rencana pertemuan aktivis LGBT se-ASEAN mendapat penolakan. Sebab LGBT adalah bentuk penyimpangan perilaku. Berupa perilaku menyukai sesama jenis sehingga menimbulkan kawin sejenis dan merubah kelamin melalui operasi kelamin dan melakukan manipulasi penampilan dengan merubah bentuk penciptaan sehingga tampil sesuai dengan imajinasi diri, apakah menjadi perempuan ataukah menjadi laki-laki, sesuai yang diinginkan.

LGBT hari ini semakin merebak, berkembang pesat menembus batas teritorial. Ada di banyak negara hampir diseluruh dunia. Mereka pun mendirikan organisasi yang menampung aspirasi mereka, baik lokal maupun internasional. Sehingga LGBT menjadi gerakan yang terstruktur dan terorganisir.

LGBT pun mendapatkan support dana dari lembaga-lembaga internasional yang bersimpati. Sehingga keberadaannya semakin banyak dan besar.

Walaupun pada kenyataannya, kelompok LGBT ini menjadi kelompok yang paling rentan dalam penyebaran penyakit kelamin hingga HIV/AIDS. Namun keberadaan penyakit ganas yang menyebar dikalangan LGBT, tidak mampu membuat mereka sadar, jika perilakunya adalah perilaku manipulatif dan menimbulkan banyak penyakit berbahaya yang pada akhirnya menyebar sporadis mengancam setiap jiwa manusia.

Perilaku LGBT ditenggarai timbul akibat pengaruh buruk kehidupan sosial, dalam keluarga hingga masyarakat dan negara. Dalam keluarga, para pengidap kelainan perilaku LGBT ini rata-rata pernah mengalami trauma masa kecil, semisal tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarganya, oleh kedua orang-tuanya, korban perceraian hingga korban pelecehan seksual. Sedangkan pengaruh buruk masyarakat adalah pembiaran terhadap perilaku kebanci-bancian, dan ditingkat negara tidak ada sanksi hukum bagi pelaku LGBT sehingga pelaku LGBT merasa aman akan perilaku menyimpangnya didunia nyata. Malah hari ini banyak mendapatkan dukungan baik lokal maupun global, walaupun tidak sedikit juga yang menolak keberadaan LGBT.

Jika dihitung dan dikalkulasi, faktanya perilaku LGBT ini lebih banyak menyumbangkan kerusakan. Mengancam eksistensi dan keberlangsungan hidup ras manusia, mengacaukan nasab manusia dan menimbulkan beragam masalah sosial lainnya, hingga mengancam keamanan dan kedaulatan negeri.

Bisa dibayangkan jika virus LGBT ini masuk dalam camp militer, misalkan, menginfeksi para tentara, apa yang akan terjadi?, pasti ketidakproduktifan yang akan terjadi, para tentara akan mandul dan terjebak dalam perilaku yang tidak ada faedahnya sama sekali, bahkan bisa menggerogoti ketahanan dan pertahanan negara, akibat kerusakan mental yang dialami para personel tentaranya. Maka wajar jika perilaku LGBT adalah perilaku yang bisa mengancam eksistensi sebuah negara.

Belum lagi ditingkat masyarakat yang memaklumi perilaku LGBT, pasti akan berefek pada menurunnya angka kelahiran anak, akibat kawin sejenis tidak akan bisa menghasilkan keturunan secara alami. Sehingga sebuah negarai akan terancam kehilangan generasi penerus. Jumlah anak muda menurun dan jumlah orang tua semakin meningkat akibat tidak adanya kelahiran.

Perilaku LGBT juga akan menjadi penyumbang terbesar terjadinya resesi ekonomi dan kehancuran sosial-ekonomi bangsa. Maka menjadi wajar jika perilaku LGBT pada akhirnya banyak ditolak dibanyak negara. Bahkan dinegara-negara eropa yang pada awalnya memaklumi perilaku menyimpang ini.

Lebjh jauh, seluruh agama menolak perilaku menyimpang LGBT. Dan memberikan sanksi yang sangat berat bagi pelaku penyimpangan perilaku LGBT ini, yaitu mendapatkan hukuman mati dengan dieksekusi dari gedung tinggi hingga mati.

Maka menjadi tidak penting bagi kita untuk melindungi kelompok LGBT yang pada kenyataannya hidup dalam khayalan, sebab hanya menimbulkan banyak kerusakan saja. Adapun langkah yang paling arif dan bijaksana, adalah dengan mengembalikan kesadaran kepada kaum LGBT, bahwa mereka harus hidup lebih realistis dengan menerima takdir penciptaan mereka sehingga mereka bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan kondisi fisik yang diciptakan bukan dengan menciptakan fisik baru sesuai fantasinya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button