MAHASISWA

Waspada Pembajakan Potensi Pemuda!

Berbicara soal pemuda adalah berbicara soal titik paling kritis dalam rentang usia manusia. Ia adalah masa paling ideal di antara dua kelemahan, yakni masa anak-anak dan masa tua.

Semua potensi berada pada kondisi terbaiknya, baik secara tenaga maupun kematangan akal yang membawa pada daya kritis, idealis, serta empati yang tinggi.

Oleh karenanya, bukan lagi menjadi pertanyaan bahwa masa depan bangsa ada di pundaknya. Kita juga telah menyaksikan berbagai peristiwa besar Indonesia maupun dunia diprakarsai oleh para pemuda. Sebab itulah memang fungsi dan perannya.

Namun demikian, jika potensi ini tidak berada di tangan yang tepat, diberikan wadah yang mendukung, dan diarahkan sebagaimana mestinya, bukan tidak mungkin para pemuda justru menjadi lahan subur untuk dibajak potensinya bagi yang berkepentingan.

Telah lama kita dengar soal culture strike. Serangan budaya, yang kini makin nyata terasa begitu deras menerpa generasi muda. Dulu kita mengenal 3F, tapi kini serangan itu semakin lebar menjadi 7F: food, fun, fashion, film, free thinking, free sex, dan friction.

Pemuda muslim diserbu oleh berbagai serangan dari segala lini kehidupan. Semua ini akan membawa pada setidaknya dua hal:

Pertama, menjauhkan generasi muda dari Islam dan mengaburkan jati dirinya sebagai seorang muslim. Kedua, melalui berbagai jalur serangan budaya ini akan menghantarkan pada pembajakan potensi pemuda.

Tidak diragukan lagi bahwa gaya hidup barat semakin masif diaruskan pada generasi muda. Melalui food, fun, fashion, film, free thinking, dan free sex, membuat mereka mempunyai gaya hidup bebas yang jauh dari aturan agama. Belum lagi friction, gesekan yang sengaja dipicu di tengah-tengah kaum muslimin, mengadu domba satu dan lainnya.

Kombinasi dari semuanya akan mengaburkan para pemuda muslim atas hakikat jati dirinya. Mereka hidup bebas dan bahkan tak memahami makna kehidupan. Terjerumus pada gaya hidup hedonis, seolah hidup hanya untuk mencari kesenangan semata. Memenuhi hawa nafsu dan jauh dari rambu-rambu agama. Hidup tanpa memahami hakikat penciptaannya.

Selain menjauhkan generasi muda dari Islam, berbagai jalur serangan budaya ini juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk memuluskan pembajakan potensi pemuda.

Tak bisa dipungkiri, gaya hidup liberal (bebas) dan hedonis yang terus diaruskan akan secara otomatis memupuk dalam diri para pemuda sifat konsumerisme.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button