Yusril bukan Politisi, PBB Harus Diselamatkan
Kenapa tidak belajar dari sikap Jokowi itu? Sikap yang rugikan diri sendiri, hanya karena sifat temperamental. Kenapa seorang ketua partai tidak bisa bersikap sebagaimana seorang ketua partai?
Memang, YIM agaknya tidak cocok berdiri di panggung politik modern yang di mana ada banyak dinamika dan isu yang berkembang, yang seharusnya itu menjadi pendewasaan sikap. Bukan malah justru menimbulkan reaksi yang berlebihan.
Tapi anehnya permasalahan yang ada di PBB tidak diurus ketika ada pengurus inti yang melakukan perbuatan amoral dan hal itu sudah dilaporkan ke YIM justru saksinya yang diancam bukannya akar masalahnya yang diluruskan padahal PBB adalah partai Islam yang harus jadi teladan bagi partai lainnya. Demikian pula ada pengurus yang diduga mengemplang uang Partai dengan meminta dana ke Partai dengan dalih untuk sosialisasi di KPU agar PBB lolos namun faktanya PBB tidak lolos sampai tahap gugatan di Bawaslu. Harusnya pengurus tersebut ditindak bukan malah dijadikan jubir untuk lantang menyerang pihak lain yang hal tersebut tidak Islami dan sangat tidak patut.
Kalau kita telusuri, pertentangan ini disebabkan karena setelah mengambil langkah mendukung Jokowi dengan tidak mengikuti Ijtima’ Ulama, kemudian menyerang capres yang didukung oleh Ijtima Ulama, menimbulkan kekecewaan banyak pihak, termasuk internal PBB sendiri. Lagi-lagi hanya karena like and dislike. Apalagi dalam chat tersebut jelas YIM mengakui bahwa lebih banyak simpatisan PBB yang cenderung ke 02, tapi faktanya dia memaksakan diri untuk ke 01 yang hanya pertimbangan dan alasan itu politik tingkat tinggi (kasyaf), yang lain disuruh ikut saja bak Musa harus ikut ke Khaidir.
Padahal yang menyatakan dukungan ke Prabowo-Sandi adalah ulama yang sebagian besar juga menaruh harapan kepada PBB. Tetapi Yusril memilih berbeda, kemudian menyatakan konfrontasi.
Para ulama juga tidak bisa diam, PBB bukanlah partai milik pribadi Yusril, ini partai umat, dan harus diselamatkan. Sikap Yusril sebagai individu adalah merupakan persoalan leadership, tetapi persoalan PBB adalah persoalan lain.
Sebab di dalam PBB masih banyak tokoh-tokoh yang sejalan dengan aspirasi umat, dan masih sejalan dengan ulama. Mereka juga kecewa dengan cara ketua umum yang memilih berbeda dengan arus besar politik Islam itu.
Oleh sebab itu, seharusnya oknum-oknum pengurus PBB yang sebagian kecil bersama Yusril itu tidak terlalu reaktif terhadap apa yang diucapkan oleh para ulama itu, karena tidak menutup kemungkinan masih banyak orang-orang FPI misalnya, organisasi Islam lainnya yang masih memilih PBB.
Tetapi kalau pertentangan seperti ini dimunculkan, dan tidak ada yang bersedia bersabar, maka yang hancur adalah cita-cita politik Islam, partai politik Islam (PBB) dan umat akan kembali ragu untuk menentukan pilihannya terhadap partai Islam.
Oleh sebab itu, saran saya, Yusril harus lebih dinamis dan tidak terlalu tegang menghadapi kritikan dan berbagai macamnya, karena ia adalah ketua umum partai. Karena biar bagaimanapun PBB harus diselamatkan agar bisa lolos PT empat persen, bukan partai yang menyelamatkan Yusril. Ini bukan partai untuk kepentingan perorangan, ini partai umat.