‘Welcome TKA China!’
Berita masuknya 500 TKA China ke Konawe, Sulawesi Tenggara menambah daftar wajah rezim hari ini. Konferasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengecam keras kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) China asal China yang dipekerjakan di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara.
Presiden KSPI Said Iqbal menilai, masuknya TKA menciderai rasa keadilan rakyat termasuk buruh di Indonesia. (liputan6.com, 4/5/2020)
Di tengah pandemi dan beragam aturan yang melarang keluar masuk antar negara, Indonesia malah mengobralnya dengan memberi ijin 500 TKA China memasuki Indonesia. Bagai mati rasa. Kepekaan dan kepedulian penguasa menguap begitu saja. Meski kritik tajam mengemuka, penguasa selalu memiliki alasan pembenar.
Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Aris Wahyudi mengatakan, perusahaan yang akan mendatangkan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China sudah berupaya mencari pekerja lokal. Kedua perusahaan tersebut yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
“Mereka sudah berusaha mencari tenaga kerja lokal Indonesia, namun tak ada yang mau karena lokasi dan ketidakmampuan sesuai jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).
Masuk akalkah? Bukankah pernyataan Aris Wahyudi seperti menghina tenaga kerja pribumi? Memangnya berapa persen pekerja lokal yang tak memiliki kualifikasi? Serendah itukah kualitas SDM kita? Andaikata kualitas SDM kita berada di bawah China, bukankah penguasa dengan sendirinya telah mengonfirmasi kegagalannya membangun manusia berkualitas? Baik secara akademik maupun skill.
Memberi izin TKA China di tengah wabah yang belum mereda telah menciderai protokol dan aturan yang dibuat sendiri oleh penguasa. Ketika rakyat diminta tetap di rumah, TKA China malah dipersilakan datang. Saat PHK massal terjadi dimana-mana, Indonesia malah memberi angin segar untuk tenaga kerja asing. Mungkin rasa empati dan peduli penguasa sudah habis ditelan karena investasi dan kerjasama.
Selamat datang TKA China! Anda sedang berada di negeri yang hampir tak bersisa. Antek-antek asing berkeliaran di singgasana. Demi menyenangkan hati ‘tuan’nya, mereka rela menggadaikan harga diri negara di hadapan pemilik modal. Menghisap habis kekayaan alam. Meluluhlantakkan kedaulatan.
Investasi dan kontrak proyek telah mengikatnya. Rela tunduk demi hajat kekuasaan. Meski rakyat kelaparan, berjibaku melawan wabah global, mereka tak gentar. Pintu masih terbuka lebar untuk asing. Inilah negeri dimana pemilik sesungguhnya terpinggirkan. Rakyat sebagai pemilik suara hanya pasrah.
Makin kentara, negeri ini dikuasai orang-orang tak kompeten. Jika urusan dikerjakan orang yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya. Sesuai sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, “Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat”. Dia (Abu Hurairah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?’ Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu!” [HR. al Bukhari]
Chusnatul Jannah
Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban