Nikmat Persaudaraan Alumni 212 Harus Terus Dipertahankan
Bogor (SI Online) – Ketua Bidang Keorganisasian Persaudaraan Alumni (PA) 212 KH Abdul Qohar mengatakan, terbentuknya PA 212 adalah salah satu bentuk wujud syukur kepada Allah Swt yakni syukur atas karunia Allah berupa persaudaraan.
“Momen 2 Desember 2016 yang lalu adalah salah satu karunia terbesar yang Allah turunkan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Ketika itu Allah anugerahkan nikmat yang luar biasa, dan nikmat tersebut tidak Allah berikan ke tempat lain di dunia ini. Bagaimana tidak, sebanyak 7,5 juta orang berkumpul melaksanakan shalat Jumat terbesar di dunia, itu nikmat yang luar biasa,” kata Kiai Qohar dalam acara silaturahim pengurus PA 212 Bogor di Masjid Al Hijri Kampus UIKA Bogor, Ahad (11/10/2020).
Menurutnya, kumpulnya jutaan orang di Monumen Nasional (Monas) Jakarta ketika itu patut dijadikan sebagai hari persaudaraan. Aksi dan momen 212 mengesampingkan berbedaan suku, bahasa bahkan ormas namun mampu menyatu dalam ukhuwah.
“Kita semua berkumpul dari berbagai latar belakang, semua lintas elemen bersatu dalam momen kebangsaan. Allah yang menyatukan hati-hati kaum beriman,” ujar Kiai Qohar.
Selain sebagai hari persaudaraan, momen 212 juga sebagai hari pembeda antara hak dan batil. “Ketika itu bukan hanya membedakan antara pemimpin yang hak dan pemimpin batil bahkan ada juga ulama yang hak dan ulama yang batil,” jelas Kiai Qohar.
Untuk itu, kata dia, nikmat yang besar tersebut harus disyukuri dan terus dijaga dimana salah satunya dengan berukhuwah dalam PA 212. “Semangat inilah yang harus terus dilanjutkan, dijaga dan dibesarkan untuk kepentingan serta tujuan yang lebih besar lagi. Semoga Allah senantiasa menyertai dan meridhoi langkah perjuangan kita,” tandasnya.
Selain Kiai Qohar, hadir pula dalam acara musyawarah pengurus PA 212 Kota dan Kabupaten Bogor itu antara lain Ustaz Uus Solihudin (Sekjen PA 212), Ustaz Iyus Khaerunnas (Ketua GNPF Ulama Bogor), Ustaz Asep Abdul Qodir (Ketua FPI Bogor), Ustaz Abdul Halim (Ketua DDII Bogor) dan lainnya.
red: adhila