Khusyu Shalat, Raih Keutamaan Kualitas Hidup
Al-Qur’an surat Maryam ayat 59:
فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan memperturutkan syahwatnya, maka mereka kelak akan tersesat.”
Bumi Indonesia ini bisa merdeka adalah keyakinan dan pemikiran. Karena dulu, Indonesia memang tidak punya apa-apa. Tidak punya banyak jenderal, senjata canggih, juga tidak punya tentara yang dilatih dengan fasilitas lengkap.
Namun, Indonesia, punya tekad dan keyakinan yang kuat kepada Allah Azza wa Jalla bahwa Dia pasti akan menurunkan pertolongan-Nya.
Bung Tomo pernah berkata ketika Inggris hendak melucuti pejuang Surabaya, “Arek-Arek Suroboyo, para tukang becak, bakul nasi, orang-orang kecil, kita buktikan kepada Inggris bahwa kita adalah bangsa yang benar-benar ingin merdeka. Hanya ada dua pilihan: merdeka atau mati.”
Namun, mengapa setelah bangsa ini merdeka, sudah banyak jenderal dan banyak orang pintar; justru separuh terjajah?
Jawabannya adalah generasi penerus yang melanjutkan perjuangan para pahlawan dan pejuang negeri ini adalah keturunan yang buruk. Yaitu, mereka yang kemudian menyia-nyiakan shalatnya.
Siapa sebenarnya orang-orang yang sudah menyia-nyiakan shalat dan apa dampaknya menyia-nyiakan shalat?
Orang yang menyia-nyiakan shalat adalah mereka yang hatinya penuh dengan rasa kesal ketika datang waktu shalat dan selanjutnya menunda menunaikannya.
Padahal, jika ingin keluarganya penuh dengan kebahagiaan dan banyak rezeki, maka kuncinya bukan pada bekerja dan seberapa banyak penghasilan. Namun, kunci sesungguhnya adalah shalat.