MER-C Kirim Tim Bedah untuk Bantu Korban Gempa Turki
Jakarta (SI Online) – Bencana gempa bumi dahsyat dengan magnitudo 7,8 pada Senin 6 Februari 2023 melanda Turki bagian selatan, bahkan gempa juga dirasakan hingga ke Suriah dan Lebanon.
Gempa terjadi sekitar pukul 4 dini hari waktu setempat dimana sebagian besar orang masih terlelap, sehingga banyak yang tidak dapat menyelamatkan diri. Hal ini mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Data sementara menyebutkan bahwa sampai dengan Rabu (8/2/2023) jumlah korban tewas akibat gempa telah mencapai angka 7.926 orang, dimana sebanyak 5.894 korban tewas di Turki dan sisanya sebanyak 2.032 korban tewas di Suriah. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring masih banyaknya warga yang tertimbun reruntuhan bangunan, menunggu proses evakuasi dan pertolongan.
Besarnya kekuatan gempa dan dampak kerusakan yang ditimbulkan menjadikan bencana ini sebagai bencana terbesar dalam satu abad terakhir yang melanda Turki, setelah gempa bumi Erzincan pada tahun 1939 yang diperkirakan menewaskan 33,000 orang.
Menyikapi hal tersebut, MER-C mengucapkan duka cita yang mendalam kepada Pemerintah dan rakyat Turki, khususnya para korban gempa dan keluarganya.
“Semoga korban tewas mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan korban luka-luka bisa segera pulih kembali. Semoga korban-korban lainnya bisa segera ditemukan dan kanmendapat pertolongan. Kami berdoa yang terbaik bagi negara Turki agar dapat segera bangkit dari tragedi kemanusiaan ini,” kata Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Merespon bencana dahsyat tersebut dan dalam rangka memfasilitasi aspirasi masyarakat Indonesia melalui MER-C, maka sebagai lembaga kegawatdaruratan medis untuk korban perang, konflik dan bencana alam, MER-C akan mengirimkan relawannya yang merupakan Tim Bedah ke Turki.
“Tim akan terdiri dari Dokter Spesialis Bedah Orthopedi, Dokter Anastesi, Dokter Umum, Perawat Bedah dan Perawat,” ungkap Sarbini.
Menurutnya, di tengah cuaca dingin yang ekstrim di Turki saat ini, penyakit akut dan kronik non-bedah juga akan sangat mungkin cepat meningkat dan berpotensi fatal bagi kelompok rentan (anak, ibu hamil dan lansia).
“Untuk itu, MER-C akan melengkapi timnya dengan spesialis non-bedah seperti Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis Anak untuk mem-back-up dokter umum dalam menangani kasus-kasus tersebut,” jelasnya.
Sarbini mengatakan, tim awal MER-C ditargetkan berangkat dalam waktu secepatnya, tentative pada Sabtu 11 Februari 2023 ke lokasi bencana untuk turut memberikan bantuan bagi para korban.
“Koordinasi dengan berbagai pihak baik di Indonesia maupun di negara tujuan tengah dilakukan untuk dapat menyalurkan amanah serta aspirasi masyarakat Indonesia bagi korban bencana gempa di Turki,” tandas Sarbini.
red: adhila