AS Geram pada Israel yang Tewaskan Pekerja Kemanusiaan, tapi Terus Suplai Ribuan Bom
Istanbul (SI Online) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengungkapkan “kegeramanannya” saat berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, terkait serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang menewaskan tujuh pekerja World Central Kitchen (WCK) pekan ini.
“Menteri Austin menekankan perlunya mengambil tindakan nyata segera untuk melindungi para pekerja bantuan dan warga sipil Palestina di Gaza setelah berkali-kali gagal berkoordinasi dengan kelompok-kelompok bantuan asing,” kata Pentagon, sebutan bagi Departemen Pertahanan AS, dalam pernyataannya, pada Rabu malam (03/04) lalu.
Austin meminta Gallant untuk melakukan “penyelidikan cepat dan transparan, mengumumkan kesimpulan mereka kepada publik, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat.”
Disebutkan pula bahwa Austin menyatakan bahwa tragedi itu menambah kekhawatiran tentang rencana operasi militer Israel di Rafah.
Pernyataan itu menggambarkan kematian ketujuh pekerja di Gaza tersebut sebagai “tragedi” dan memperumit upaya untuk meningkatkan ketersediaan bantuan kemanusiaan.
“Menteri Austin juga mendorong perlunya peningkatan pesat bantuan yang dikirim melalui semua perlintasan dalam beberapa hari mendatang, khususnya kepada masyarakat di Gaza utara yang terancam kelaparan,” tulis pernyataan itu.
Para pekerja yang tewas dalam serangan Israel tersebut adalah warga Australia, Polandia, Inggris, Palestina, dan seorang dengan kewarganegaraan ganda AS-Kanada.
Menurut WCK, meski mereka telah berkoordinasi dengan tentara Israel, konvoi mereka diserang ketika meninggalkan sebuah gudang di Kota Deir al-Balah di Gaza selatan, tempat tim tersebut menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan ke Gaza.
Lembaga swadaya masyarakat itu sebelumnya meminta Australia, Kanada, Amerika Serikat, Polandia, dan Inggris menuntut penyelidikan independen terhadap serangan tersebut.
Sayangnya, kegeraman Menhan AS itu bertolak belakang dengan kebijakan negara itu yang terus memasok ribuan bom ke Israel.
Seperti dilaporkan Washington Post, Di hari yang sama dengan pembunuhan kepada para petugas kemanusiaan itu, Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel.
Departemen Luar Negeri AS membenarkan hal itu, tetapi mengatakan bahwa persetujuan tersebut diberikan sebelum tentara Israel (IDF) menyerang para pekerja World Center Kitchen (WKC) itu.