Manfaat Organisasi
“Kalau kamu ingin jadi pemimpin, masuklah organisasi”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi berarti menghidupkan organ organ yang ada. Mengoptimalkan potensi potensi individu yang ada dalam perkumpulan itu untuk tujuan bersama.
Tanpa organisasi, sulit untuk bangun sekolah, pesantren, kampus dan lain lain. Apalagi negara. Sering diibaratkan, satu lidi tidak mungkin untuk menyapu. Tapi ratusan lidi bisa untuk menyapu sampah.
Dengan berorganisasi juga individu makin terlatih komunikasi dengan orang lain. Ia jadi ngerti sifat atau karakter banyak orang. Dengan begitu, ia insyaallah makin bijaksana dalam kehidupan.
Organisasi tidak mesti ratusan atau ribuan orang. Organisasi bisa terdiri hanya beberapa atau puluhan orang. Bahkan kadang organisasi kecil lebih lincah dari organisasi besar. Kelompok kecil kadang bisa melakukan inovasi dan melakukan revolusi dari pada kelompok besar. Para ahli menyebutnya creative minority.
Al-Qur’an juga mengisyaratkan hal itu. “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Baqarah 249).
Organisasi melatih seseorang berkomunikasi secara efektif. Kapan ia harus bicara dan kepada siapa yang tepat ia bicara. Ide-ide yang inovatif akan diterima dalam organisasi itu. Sedangkan ide yang biasa saja atau tidak bermanfaat, akan ditolak organisasi.
Individu memang bisa menghasilkan ide yang cemerlang. Tapi perubahan masyarakat, hanya efektif lewat organisasi.
Bila kita melihat tokoh tokoh hebat bangsa ini, maka mereka adalah orang orang matang dalam berorganisasi. Tjokroaminoto, Agus Salim, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Natsir, Mohammad Roem, Syafruddin Prawiranegara, Hamka dan lain lain adalah orang yang makan asam garam organisasi. Bandingkan dengan pemimpin pemimpin negeri ini sekarang yang banyak tidak ada riwayatnya dalam organisasi.
Mereka yang matang dalam organisasi memahami psikologi organisasi. Dengan pemahaman ini, maka mereka akhirnya bisa memahami psikologi masyarakat.
Maka tidak heran, para pendidik sering menganjurkan mahasiswa agar tidak hanya kuliah. Tapi juga berorganisasi. Kuliah mencerdaskan akal, organisasi mencerdaskan tingkah laku (attitude).