Ali Syariati: Sang Syahid yang Hidup
Syariati melihat bahwa haji ini adalah aksi yang revolusioner yang akan menunjukkan cakrawala yang terang benderang dan jalan terhampar menuju keabadian atau menuju Allah Yang Maha Besar.
“Tinggalkanlah rumahmu dan kunjungilah ‘rumah Allah’ atau rumah umat manusia. Siapapun adanya engkau, engkau adalah seorang manusia, putera Adam dan khalifah Allah di muka bumi…Kepadamu Allah telah mengajarkan nama setiap sesuatu. Dia menciptakan engkau dari ruhNya dan memberikan kualitas-kualitas yang iistimewa kepadamu. Dia memuliakan engkau, bahkan malaikat-malaikatNya bersujud kepadamu. Bumi beserta setiap sesuatu yang terkandung di dalamnya adalah untuk manusia…” terang Syariati.
Ali Syariati di buku ini juga mengungkapkan hal yang penting dalam hidup yaitu ‘kurbankan Ismailmu’. Maknanya dalam hidup ini ada sesuatu yang paling kita cintai, apakah anak, harta, jabatan, pangkat, wanita dan lain-lain yang dapat menghalangi ibadah kita kepada Allah. Maka di sini Allah memerintahkan kita agar berani menyembelih Ismail-Ismail yang kita miliki. Jangan sampai sesuatu yang kita cintai ini menghalangi kita untuk beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS al Anfal 28). []
Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik