Apa Itu Kebenaran?
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS al Baqarah 61)
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada Al-Qur’an yang diturunkan Allah,” mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al-Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Qur’an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?” (QS al Baqarah 91)
“Banyak diantara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah sampai Allah menurunkan perintahnya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS al Baqarah 109)
“Sungguh Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS al Baqarah 119)
“Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya (membaca dengan serius), mereka itulah orang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS al Baqarah 121)
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Rabb mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS al Baqarah 144)
“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad saw) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya. Kebenaran itu dari Tuhanmu maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad saw) termasuk orang-orang yang ragu.” (QS al Baqarah 146-147)
“Dan dari manapun engkau (Muhammad saw) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu (Rabbmu). Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS al Baqarah 149)
“Yang demikian itu karena Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dengan benar (membawa kebenaran), dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Kitab itu, mereka dalam perpecahan yang jauh.” (QS al Baqarah 176)
“Manusia itu (dahulu) satu umat. Lalu Allah mengutus para Nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkanNya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian diantara mereka sendiri. Maka dengan kehendakNya Allah memberi petunjuk kepada mereka tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.” (QS al Baqarah 213)