#Ramadhan Berkah 1446 HMASAIL FIQHIYAH

Apakah Orang Junub Boleh Berpuasa tanpa Mandi Lebih Dulu?

Di antara perkara yang sering ditanyakan oleh sebagian masyarakat adalah mengenai hukum orang junub melakukan puasa padahal dia belum mandi setelah masuk waktu subuh.

Ini biasanya sering dialami oleh pasangan suami istri yang melakukan hubungan badan di malam hari, tapi tidak mandi di waktu sahur, melainkan mandi setelah waktu subuh. Dalam keadaan demikian, apakah boleh orang junub melakukan puasa tanpa mandi terlebih dahulu?

Menurut para ulama, berpuasa dalam keadaan junub atau dalam keadaan hadats besar hukumnya adalah boleh dan sah. Tidak masalah seseorang berpuasa dalam keadaan junub, baik puasa wajib maupun puasa sunnah. Sehingga jika ada pasangan suami istri melakukan hubungan badan di malam hari, tapi mereka baru mandi setelah masuk waktu subuh, puasanya tetap dihukumi sah.

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ berikut ini, ”Jika seseorang berjimak di malam hari, dan dia memasuki waktu subuh dalam keadaan masih junub, puasanya tetap sah tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan kami (ulama Syafi’iyah). Begitu juga jika darah haid dan darah nifas sudah putus di waktu malam, kemudian keduanya (Perempuan yang haid dan nifas) berniat untuk melakukan puasa keesokan harinya, tapi keduanya tidak mandi wajib, puasa keduanya dihukumi sah tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan kami (Ulama Syafi’iyah).”

Ini juga disebutkan dalam kitab al Mausuah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah, ”Sah orang yang junub melaksanakan puasa dengan masuk waktu subuh dalam keadaan berpuasa sebelum mandi junub. Karena Sayidah Aisyah dan Ummu Salamah berkata, ’Kami menyaksikan Rasulullah saw masuk waktu subuh dalam keadaan junub dari junub selain mimpi basah, kemudian beliau mandi dan melanjutkan puasa.”

Dengan demikian, boleh dan sah orang junub melakukan puasa tanpa mandi terlebih dahulu. Ini karena Rasulullah Saw pernah melakukan puasa dalam keadaan junub dan beliau baru mandi setelah masuk waktu Subuh.[]

Nuim Hidayat
Sumber : Imam Ghazali dan Syekh Izzuddin bin Abdussalam, Kitab Puasa, Turos, Jakarta, 2022.

Artikel Terkait

Back to top button