RESONANSI

Benih-Benih Berkah Dewan Da’wah

Ahad, 25 September 2022 lalu saya menghadiri acara silaturahim pengurus Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah/DDII) Kota Cirebon dan Dewan Da’wah Indramayu.

Kebetulan pengurus Dewan Da’wah dari Indramayu sengaja berkunjung ke Kota Cirebon. Para pengurus Dewan Da’wah dua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ini berkumpul di rumah Ketua DPD Dewan Da’wah Kota Cirebon Bapak Suparno, S.Ag.

Walau mendadak, pertemuan kali ini berjalan dengan baik dan diliputi suasana kekeluargaan. Sebuah pertemuan yang menimbulkan rasa haru dan bangga, bukan saja pada sesama tapi juga pada perjuangan dakwah yang mungkin tidak semua orang bisa merasakannya.

Para pengurus yang hadir kali ini merupakan mereka yang berpengalaman dalam dunia dakwah lintas latar belakang dan profesi. Kali ini mereka sama-sama berbagi pengalaman dan cerita tentang perjuangan dakwah mereka selama sekian waktu di daerah masing-masing. Pengalaman perjuangan dakwah tentu ada pahit dan manisnya, sehingga berbagi pada pertemuan semakin hangat dan penuh kesan. Saling melempar canda dan tawa sudah menjadi selingan yang membuat pertemuan kali ini terasa cair dan benar-benar menyenangkan. Sebuah pertemuan yang khas dan benar-benar berharga.

Diantara hal-hal penting yang saya catat dari pertemuan kali ini, pertama, pentingnya perkuat konsolidasi dan silaturahim sesama aktivis dakwah. Diakui bahwa DDII merupakan organisasi dakwah yang didirikan oleh pejuang dakwah seperti Pak Mohammad Natsir dan kawan-kawannya kala itu. Organisasi yang lahir pada 26 Februari 1967 silam ini dihuni oleh para aktivis yang dari generasi ke generasi memiliki hubungan perjuangan yang konektif, baik secara pemikiran maupun perjuangan. Para tokohnya, terutama generasi pendiri, terkenal sebagai tokoh umat dan bangsa. Ukhuwah Islamiyyah yang mereka jaga merupakan energi yang mengokohkan dalam melanggengkan perjuangkan dari dulu hingga kini.

Untuk itu, dalam konteks melanjutkan perjuangan dakwah kini dan nanti maka konsolidasi dan silaturahim perlu dijaga. Konsolidasi pengurus perlu dioptimalkan dalam rangka menjalankan berbagai program atau kegiatan dakwah juga sosial kemasyarakatan. Sebagai penopang maka perlu juga diperkuat dengan silaturahim dengan keluarga besar para pendiri dan pengurus Dewan Da’wah dari setiap generasi. Dengan demikian, mesti ada upaya pelacakan kepada para generasi muda dari keturunan para tetua yang dulunya aktif di Dewan Da’wah era sekian dekade sebelumnya.

Kedua, perjuangan dakwah mesti dibingkai oleh niat ikhlas karena Allah, tekad yang membaja, dan jiwa perjuangan. Hal ini perlu dijaga dan dipelihara dengan baik, agar perjuangan dakwah tetap mendapat bimbingan dan keberkahan dari Allah. Sebab perjuangan dakwah selalu diliputi ujian yang takkan berhenti tiba, bahkan biasanya bertubi-tubi. Bila Allah menjadi tumpuan dan tujuan maka perjuangan dakwah akan berjalan dengan baik sekaligus berbagai kegiatan dakwah berdampak pada masyarakat. Jadi, di Dewan Da’wah tak perlu tergoda untuk menjadi terkenal, pamer dan serupanya. Jangan cari dunia, cukup kejar akhirat insyaa Allah nanti Allah yang berikan dunia.

Ketiga, perlu perkuat kaderisasi dan regenerasi. Hal ini perlu ditegaskan agar peranan Dewan Da’wah dari waktu ke waktu berjalan dengan baik dan kontinyu. Pada era ini, bonus demografi mengalir begitu gratis, hal ini terutama dari generasi usia muda yang secara fisik sangat dibutuhkan bagi perjuangan dakwah. Untuk itu, Dewan Da’wah perlu rekrutmen pada generasi muda, terutama yang potensial dalam hal keterampilan dan kreatifitas. Dengan pola semacam ini, sangat mudah bagi Dewan Da’wah untuk melakukan pembinaan dan penguatan dalam aspek kaderisasi sebagai modal regenerasi perjuangan.

Bagi saya, pertemuan semacam ini semakin optimis betapa Dewan Da’wah masih memiliki konsentrasi pada pergerakan dakwah seperti yang dilakoni oleh para pendirinya sekian tahun silam hingga kini. Baik dalam bidang dakwah dan pendidikan maupun dalam bidang sosial dan sebagainya. Di samping adanya tranformasi pengalaman dari mereka yang pernah mengalami pahit dan manisnya perjuangan dakwah dari waktu ke waktu. Begitulah sebagian benih-benih berkah Dewan Da’wah yang senantiasa menghiasi perjalanannya sejak dulu, saat ini dan di masa yang akan datang! []

Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Merawat Indonesia”

Artikel Terkait

Back to top button