NUIM HIDAYAT

BNPT Keliru, Memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam Kelompok Intoleran

Senin kemarin (13/9), saya menerima puluhan tayangan presentasi ceramah Badan Nasionalisme Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Depok. Salah satu isi tayangan BNPT itu adalah mengategorikan gerakan Islam Ikhwanul Muslimin dalam kelompok intoleran.

Saya ternganga. Yang jadi pertanyaan kenapa BNPT memasukkan Ikhwanul Muslimin (Ikhwan) dalam kelompok intoleran? Dalam tayangan presentasi yang saya terima itu, tidak dijelaskan. Entah penceramah BNPT saat itu menjelaskan atau tidak.

Tapi yang jelas, sikap BNPT memasukkan Ikhwan dalam kelompok intoleran, adalah hal yang keliru. BNPT hanya membebek pada kebijakan pemerintah Mesir saat ini, Presiden as Sisi kepada Ikhwan. Atau BNPT hanya mengambil pendapat dari ilmuwan yang anti gerakan Islam, khususnya Ikhwanul Muslimin.

Materi BNPT tentang perkembangan terorisme nasional.

As Sisi memang bersikap keras atau kejam kepada gerakan Islam Ikhwanul Muslimin. Ribuan orang Ikhwan wafat di tangannya.

Jenderal as Sisi meraih kekuasaan di Mesir dengan kudeta. Ia mengudeta pemerintahan yang sah yang dipimpin Presiden Mohammad Mursi (2013). Kelicikan as Sisi ketika mengumumkan kudeta ia didampingi oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Thayeb, Paus Theodoros II dari Aleksandria, dan pemimpin partai oposisi Mohamed ElBaradei. Sedangkan Mursi meraih kekuasaan di Mesir lewat pemilu yang demokratis (2012). Mursi adalah tokoh terkemuka Ikhwan yang akhirnya wafat dalam tahanan as Sisi.

Kini as Sisi bukan hanya membunuh ribuan Ikhwan, tapi juga membubarkan dan menyatakan kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok terlarang. Pemimpin-pemimpin Ikhwan dipenjara dan diancam hukuman mati serta buku-bukunya dilarang beredar.

Baca juga: Mesir Habisi Ikhwanul Muslimin, Setelah Dilabeli Teroris Kini Difatwa Haram

Sikap Presiden as Sisi ini mirip seperti sikap presiden Mesir sebelumnya Gamal Abdul Nasser. Gamal memerintah Mesir pada 1954-1970. Saat Gamal memerintah ia juga membunuh tokoh-tokoh Ikhwan dan memenjarakan ratusan orang Ikhwan.

Bila kita pelajari dengan seksama sejarah Islam di Mesir, maka yang intoleran atau zalim sebenarnya pemerintah Mesir (kini Presiden as Sisi), bukan gerakan Ikhwanul Muslimin. Ikhwan adalah korban kezaliman pemerintah Mesir.

Seperti diketahui, Ikhwanul Muslimin didirikan Imam Hasan al Bana di Mesir pada 1928. Al Bana mendirikan Ikhwan dengan tekad untuk menjadikan Mesir sebagai Negara Islam dan memakmurkan rakyatnya. Akhlak Hasan al Bana dikenal rakyat Mesir mulia. Ia sejak kecil dididik ayahnya dengan pendidikan Islam yang baik dan menjadi akhirnya pemuda Islam yang hebat. Ia hafal Al-Qur’an, menguasai ilmu-ilmu keislaman, mempunyai jiwa kepemimpinan dan kemampuan retorika yang menawan. Ulama besar ini bila ceramah di Mesir yang hadir ribuan orang dan banyak diantaranya ulama.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button