OPINI

Bully-lah Anies, Kau Dipermalukan

Senjata makan tuan

Seperti biasa Anies tidak mau terlibat dalam polemik yang tidak perlu. Dia hanya menunjukkan data.

Pemprov DKI menyediakan anggaran Rp5,032 triliun untuk menanggulangi Corona. Anggaran tersebut tersedia dalam bentuk belanja tidak terduga.

“Anggarannya bisa digunakan sewaktu-waktu dan apabila dibutuhkan jumlahnya juga dapat ditambah,” katanya.

Ihwal adanya penerima bansos dobel seperti disebut Muhadjir ternyata karena Pemprov DKI bergerak cepat. Tidak mau ada warga yang kelaparan, sementara bantuan dari pusat belum turun.

Seperti dikatakan Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik. Bansos dari Pemprov sudah diberikan sejak tanggal 9 April atau sehari sebelum diberlakukannya PSBB. Berlangsung sampai 25 April.

Sementara bansos dari pusat baru turun tanggal 20 April. Ada kekosongan selama 11 hari.

“Pernyataan Sri Mulani 100 persen hoax. Tidak sesuai dengan fakta,” ujar politisi Gerindra itu.

Dia menilai pernyataan Sri menyakiti warga DKI. Dalam penilaian Taufik justru Pemprov DKI paling siap dan sigap menangani pandemi.

Pukulan yang lebih telak datang dari anggota Fraksi Demokrat DPRD DKI Mujiyono.

Menurutnya justru pemerintah pusat yang tidak punya duit. Sampai saat ini kementerian yang dipimpin Sri punya utang dalam jumlah sangat besar ke Pemprov DKI.

Berdasar catatan Mujiyono, Pemprov DKI tahun lalu harusnya mendapat Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp5,1 triliun. DBH tahun ini kuartal II mencapai Rp2,4 triliun.

Kemenkeu baru membayarkan sebesar Rp2,56 triliun. Jadi Pemprov masih punya piutang sekitar Rp5 triliun. Jika dana itu dibayar, Pemprov DKI punya dana melimpah untuk menangani dampak Covid-19.

“Harusnya piutang DBH Pemprov lunasi dong, jangan cuma separuh. Ini di satu sisi kewajiban tak dipenuhi, tapi sisi lain malah memojokkan Pemprov (DKI),” kata Mujiyono.

Pernyataan Muhadjir dan Sri kalau benar dimaksudkan untuk menghancurkan kredibilitas Anies, malah jadi senjata makan tuan.

Mata publik jadi tambah terbuka, siapa yang benar-benar bekerja, dan siapa yang hanya bisa berwacana.

Berniat membully Anies, malah dipermalukan.

Daripada salah-salah bicara, bikin blunder, ada baiknya Menko Muhadjir me-lockdown diri kembali. Atau kalau benar kata Fadli Zon, lebih baik tidur lagi.

Bukankah tidurnya orang yang sedang berpuasa juga bernilai ibadah? end

Hersubeno Arief

sumber: facebook hersubeno arief

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button