NUIM HIDAYAT

Demokrasi Islam vs Demokrasi Liberal

Nafsu yang didirinya itu ingin terus mendapat kepuasan, tambah dan tambah lagi hingga ia jatuh ke dalam kerusakan. Lihatlah banyak artis di negeri kita atau di Amerika yang terkena kasus ini. Hingga akhirnya mereka mengkonsumsi narkoba atau ectassy yang merusak bahkan membunuh dirinya sendiri.

Al-Qur’an melarang keras perbuatan yang merusak dirinya sendiri (membinasakan diri). Allah, Pencipta manusiia mengingatkan, ”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS al Baqarah 195)

Orang yang cenderung meliarkan nafsunya, maka cenderung pula meliarkan nafsunya yang lain. Maka jangan heran ketika orang merampok, maka bila dilihatnya ada perempuan yang cantik, ia pun akan memperkosanya. Nafsu zina dan nafsu membunuh seringkali jadi satu dalam diri manusia.

Itulah hikmah kenapa ayat pelarangan zina diapit dengan ayat-ayat pembunuhan sebelum dan setelahnya.

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS al Isra’ 31-33)

Maka jangan heran di tempat pelacuran berkumpul para pezina, pemabuk, pembunuh, perampok dan lain-lain. Jangan heran ketika Amerika membebaskan perzinahan, maka ia juga membebaskan pembunuhan/peperangan.

Begitulah negara yang tidak punya pegangan nilai (kitab suci). Ia membebaskan negaranya melakukan perusakan-perusakan kepada negara lain, Dalam sejarahnya Amerika telah merusak negara-negara Timur Tengah, Iran, Irak, Arab Saudi dan lain-lain.

Karena tidak ada pegangan kitab suci, maka yang menjadi pegangan adalah perkataan-perkataan ahli filsafat. Seperti kata Nietzsche, bahwa apa salahnya manusia berbuat salah. Memang ahli filsafat kebanyakan adalah otak atik akal. Pribadi dan kehidupan ahli filsafat yang kacau (banyak yang melakukan ‘dosa besar’) akhirnya pendapatnya pun ikut kacau. Misalnya homo homini lupus, manusia adalah serigala yang lainnya dan lain-lain.

Kitab suci (Al-Qur’an) adalah puncaknya ilmu. Puncaknya pemikiran manusia, puncaknya sastra manusia dan puncaknya inspirasi manusia. Menurut Sosiolog Islam, Ali Syariati, Al-Qur’an adalah penuh bahasa simbol, bahasa tertinggi manusia. Makanya Rasulullah mengatakan bahwa ulama (cendekiawan) tidak akan pernah kenyang bila membaca/memahami Al-Qur’an. Ahli tafsir terkemuka, Imam Fakhruddin ar Razi menyatakan bahwa ‘Al-Qur’an bagaikan samudera, yang dalam dan luasnya tidak diketahui.’

Ketiga, demokrasi Islam (teodemokrasi) mendorong pembentukan manusia-manusia shaleh. Demokrasi liberal cenderung mendorong manusia-manusia munafik dan manusia-manusia ‘liar’ (tidak punya nilai).

Dengan landasan Al-Qur’an, maka negara akan mendorong pembentukan manusia-manusia yang shalih, manusia-manusia ideal yang ingin dibentuk Al-Qur’an, seperti tercantum dalam surat al Mukminuun 1-11 dan surat al Furqan 63-77. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat Dachli, Direktur Forum Studi Sosial Politik

Laman sebelumnya 1 2 3
Back to top button