LAPORAN KHUSUS

Diminta Ketua RW Urus Maulid Nabi, Kader Posyandu Selamat dari Kecelakaan Maut

Depok (SI Online) – Baik dan buruk tidak dapat ditentukan oleh pikiran manusia semata. Sesuatu dianggap buruk dan mengecewakan, ternyata hakikatnya baik dan menyelamatkan.

Barangkali itulah yang cocok untuk menggambarkan perasaan kader Posyandu dari warga RW 10 dan RW 04, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok. Karena tidak mengikuti rombongan ke Subang, Jawa Barat, mereka semua selamat dari kecelakaan bus maut.

Padahal, saat mereka dilarang oleh Ketua RW setempat agar tidak berangkat dan lebih baik menyiapkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw mereka sangat kecewa.

Hal itu diungkapkan Ketua RW 10, Sarmilih, di kediamannya, pada Senin 20 Januari 2020, seperti dilansir Vivanews.com.

Sarmilih menceritakan, perjalanan ke Subang, merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan kader Posyandu Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung.

“Nah, di tahun ini ada dua RW yang enggak berangkat. RW saya, RW 10 dan RW 04. Kalau saya, pilih enggak berangkat, karena di lingkungan saya mau ada acara Maulid Akbar, melibatkan ibu-ibu untuk masak persiapan konsumsi,” kata Sarmilih, mengawali percakapanya di teras rumah.

Pria yang dikenal sebagai guru silat di kampung itu mengatakan, awalnya para kader di RW 10 sempat protes, ketika dia melarang mereka ikut jalan-jalan bersama sejumlah kader dari RW lainnya.

“Tadinya, banyak kader saya yang mau berangkat dari ibu-ibu PKK. Tetapi, saya bilang, sekarang ibu-ibu yang ada di kader RW 10, tidak saya izinkan berangkat, karena memang kita ada acara maulid bebarengan dengan agenda tersebut,” ujarnya.

“Pada protes dah, kok begitu pak RW, kan ini acara rutin. Saya bilang, kalau kamu pergi enggak saya izinkan, akhirnya enggak pada berangkat. Mereka ngurus konsumsi Maulid Nabi,” tuturnya.

Tiba-tiba, pada sore harinya, Sabtu 18 Januari 2020, Sarmilih dan sejumlah warga mendapat kabar jika bus yang mengangkut rombongan kader Posyandu tersebut mengalami kecelakaan. Di saat itulah, mereka (ibu-ibu) yang tadinya muram, langsung meminta maaf pada Sarmilih.

“Pas dengar ada kecelakaan, langsung pada maranin (datangi) saya. Mereka (warga) bilang, alhamdulillah bapak larangannya, ini kecelakaan enggak terjadi pada kita. Nah, iya pada bersyukur dah tuh,” ujarnya.

Sarmilih menegaskan, apa yang terjadi murni atas kehendak Allah. “Itu urusan Allah, bukan karena saya (mereka selamat). Itu hikmahnya. Tadinya, bahkan saya sempat diprotes bukan hanya ibu-ibu, tetapi RW lain juga.”

Berbeda dengan Sarmilih, sejumlah kader di RW 04 selamat, lantaran tidak enak dengan Ketua PKK yang anaknya sedang sakit.

“Kalau RW 04, ketua Posyandunya, istri pak RW. Nah, dia enggak berangkat, karena anaknya sakit, akhirnya para kadernya enggak ikut. Jadilah, kedua RW enggak berangkat, ya inilah takdir Allah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sarmilih mengungkapkan, total ada 14 kader atau warganya yang tidak berangkat mengikuti acara rekreasi tersebut.

“Semua kader pada terima kasih ke saya. Saya bilang itu kehendak Allah. Saya enggak ada firasat apa-apa, memang murni ada acara Maulid, saya manusia biasa. Biasanya pada berangkat semua. Tetapi, tahun ini enggak ada yang saya kasih izin. Ada hikmahnya,” ujarnya.

Untuk diketahui, kecelakaan diduga terjadi akibat bus pariwisata yang membawa rombongan kader Posyandu Bojong Pondok Terong, Depok itu mengalami rem blong di turunan Nagrok, Jalan Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu 18 Januari 2020.

Dari 58 penumpang, delapan meninggal dunia, tujuh di antaranya warga Depok dan satu sopir bus. Kemudian, 10 luka berat sedangkan 20 orang lainnya luka ringan. Para korban ini, rata-rata adalah warga Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok.

sumber: vivanews.com

Back to top button