Eksepsi Habib Rizieq dalam Kasus di RS Ummi Bogor
Selanjutnya saya bacakan isi Eksepsi saya sebagai berikut :
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Pengacara Tim Advokasi HRS
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan
Setelah saya membaca dan mencermati dari balik jeruji sel Rutan Mabes Polri, bahkan mendengar pembacaan DAKWAAN Jaksa Penuntut Umum dalam sidang ini terkait Kasus Swab Test Covid-19 di Rumah Sakit UMMI – Kota Bogor, maka sebagai PENDAHULUAN saya terlebih dahulu menyampaikan KEPRIHATINAN yang mendalam atas DAKWAAN JPU yang penuh dengan FITNAH dan TUDUHAN KEJI terhadap saya dan Menantu saya yang bernama HABIB MUHAMMAD HANIF ALATAS.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Pada tanggal 10 November 2020 saya dan keluarga tiba di Bandara Soekarno – Hatta, Cengkareng. Di pintu pesawat PASPOR kami dan SURAT BEBAS COVID dari Otoritas Saudi diambil salah seorang Petugas Bandara untuk diurus keimigrasian. Namun kami tidak bisa mengikuti Petugas tersebut, karena dari depan pintu pesawat sudah penuh dengan massa penjemput, dan di dalam Gedung Bandara yang kami lalui dipadati ribuan massa, sementara di luar Gedung Bandara sudah menunggu jutaan massa penjemput.
Akibatnya kami tidak bisa lagi bertemu dengan para Petugas Bandara, sehingga kami tidak pernah mendapat penjelasan tentang PANDEMI dari Pihak Bandara baik secara lisan mau pun tulisan. Baru setelah sepekan, sekitar tanggal 16 November 2020, pasca peringatan Maulid Nabi SAW di Petamburan yang digelar tanggal 14 November 2020, PASPOR kami beserta Surat dari Pihak Bandara terkait PANDEMI diantar ke rumah kami, Sejak saat itulah kami mengetahui tentang keharusan ISOLASI selama 14 (empat belas) hari, bagi yang baru datang dari Luar Negeri. Terhitung tanggal 17 November 2020 kami pun melakukan ISOLASI MANDIRI di bawah bimbingan dan pengawasan Tim Medis dari Tim Mer-C.
Sebenarnya sejak tanggal 12 November 2020 saya telah menghubungi Tim Mer-C dan mengajukan permohonan pendampingan dan pemeriksaan kesehatan saya dan keluarga, karena kami sangat kelelahan akibat perjalanan pulang dari Saudi yang langsung disambut jutaan manusia, sehingga kami sekeluarga terhimpit di tengah penuh sesak manusia di Bandara.
Satu pekan setelah kami lakukan ISOLASI MANDIRI, tepatnya tanggal 23 November 2020, Tim Mer-C melakukan Test Covid dengan SWAB ANTIGEN, hasilnya saya dan istri adalah REAKTIF, saya pun meminta perawatan secara khusus di Rumah Sakit UMMI – Kota Bogor, dengan pertimbangan bahwa di RS UMMI ada Rekam Medis saya dan keluarga, sekaligus dekat dengan rumah tinggal kami yang di Sentul – Bogor.
Pada tanggal 24 November 2020 saya dan istri secara resmi menjalani perawatan di RS UMMI dan sengaja perawatan tersebut kami rahasiakan agar tidak ada yang besuk sehingga tidak mengganggu perawatan, sekaligus supaya tidak menimbulkan KEHEBOHAN di tengah masyarakat.
Pada tanggal 25 November 2020 banyak kerabat dan sahabat menanyakan kondisi saya dan istri, maka pada tanggal 26 November 2020 kami membuat rekaman tentang kondisi kami yang jauh membaik dibanding awal masuk RS UMMI, serta rekaman tersebut kami kirim KHUSUS buat KERABAT dan SAHABAT agar mereka TENANG.
Pada tanggal 26 November 2020 Direktur Utama RS UMMI Andi Tata dengan I’TIKAD BAIK mengabarkan Walikota Bogor BIMA ARYA selaku Ketua Satgas Covid Kota Bogor tentang perawatan saya di RS UMMI. Namun sangat disesalkan BIMA ARYA langsung koar-koar di berbagai MEDIA, sehingga menimbulkan KEHEBOHAN dan sangat mengganggu proses perawatan saya di RS UMMI, sekaligus mengganggu KETENANGAN RS. UMMI.
Akibatnya pada tanggal 27 November 2020 pagi RS UMMI dibanjiri aneka KARANGAN BUNGA dari para pengirim yang tidak jelas, berisikan pesan dengan satu PRAMING yaitu “HRS POSITIF COVID”, padahal SIANG hari itu saya baru menjalankan TEST PCR COVID yang hasilnya ialah lebih akurat dari pada TEST SWAB ANTIGEN. Lagi pula saat itu TEST SWAB ANTIGEN belum diputuskan oleh Pemerintah sebagai STANDAR AKURAT TEST COVID.
Koar-koar BIMA ARYA di berbagai MEDIA juga lebih mendorong munculnya berita-berita HOAX di Medsos tentang kondisi saya. Berbagai berita HOAX menyerang saya dengan Framing “HRS KRITIS AKIBAT COVID” dan “HRS SEKARAT DISERANG COVID”, dan lain sebagainya.
Pada SORE hari yang sama BIMA ARYA kembali KOAR-KOAR di berbagai Media akan MEMAKSA saya menjalani TEST PCR COVID, tapi saya tolak karena SIANG hari itu saya sudah mengikuti TEST PCR COVID dengan Tim Mer-C yang memang sejak awal kepulangan saya dari Kota Suci Mekkah sudah setia melakukan pendampingan dan pemeriksaan kesehatan saya dan keluarga.