RESONANSI

Fatwa Tobat atau Jahat dari Penjara Kamar Jeruji Besi FS?

Persoalannya, setelah pemberkasan P 21 sudah lengkap, masa persidangan berjalan kemudian hingga vonis terhadap FS dijatuhkan, tetapi FS itu hanya diam dan menerima hukumannya, itulah yang disebut sisi lain dari “fatwa jahat”. Strategi yang secara silent, tersembunyi dan rahasia memang sengaja telah direkayasa apik dan rapih. Benar-benar kali ini hanyalah FS yang tahu: menjadi ciri dan karakter bahwa fatwa jahat itu tengah dijalankan kembali oleh FS beserta kroni-kroninya di luaran sel atau penjara sana.

Jangankan sekaliber FS yang pernah memegang kendali hukum kejahatan di Polri, setingkat bandar narkoba, bandar judi atau mafia bandar-bandar kejahatan lainnya masih bisa menjalankan operasi bisnis “hitam dan kotornya” dari penjara.

Bagi FS pun malah itu menjadi “ trik dan tatik perkara” yang jauh akan lebih mudah. Bahkan, di Indonesia ketika mafia peradilan juga tengah dilanda kondisi kebobrokan di setiap lini, termasuk mafia-mafia kasus di lembaga-lembaga pemasyarakatan, seringkali para pejabat banyak yang mendapatkan “peivilis” tertentu, yang ironisnya hanya menjadi bagi-bagi “otorita” LP sendiri dalam “mengeduk cuan” dan dianggap bukan menjadi bagian dari “otorita” mafia peradilan, jaksa, hakim dan polisi. Apalagi, media massa, media sosial dan publik, jika sudah menjadi “permainan bagi-bagi otorita” seperti ini, bakal tak mungkin melakukan upaya investigasi mengendus dan mengetahuinya.

Jadi, apa pun perkembangan lanjut atas peristiwa FS semenjak skenario penuh kebohongan di episode awal, tentu ke depan masih akan menyimpan dramatisasi episode-episode yang akan tetap menarik perhatian publik dan media sosial.

Pertanyaanya, apakah drama episode itu akan cepat berubah nanti dari skenario gaya film drama India yang dipenuhi lakon melankolisme keluarga polisi berubah menjadi episode drama baru layaknya film-film bergaya Mandarin yang super ekstrem penuh “tembak-tembakan” antara para polisi loyalis dan pejuang —dipelopori FS meski polisi terpidana, melawan para mafia dan gangster “kejahatan hitam dan kotor” itu?

Mari kita saksikan bersama pembuktiannya di dunia nyata kepolisian Republik Indonesia. Wallahu ’alam Bishawab.

Mustikasari-Bekasi, 29 Agustus 2022

Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button