LAPORAN KHUSUS

Geliat Dakwah di Sabah

Malaysia merupakan negara Muslim yang mempunyai dua wilayah yang terpisah. Di sisi barat adalah wilayah Semenanjung sedangkan di sisi timur adalah wilayah Sabah dan Serawak. Wilayah Sabah dan Serawak merupakan wilayah yang paling luas dan terletak di sebelah utara Kalimantan.

Alhamdulillah, Suara Islam pada pertengahan Juli 2019 lalu berkesempatan berkunjung ke Sabah untuk mengetahui perkembangan dakwah Islam di sana. Di Sabah, Suara Islam menemui salah satu ulama yang sudah puluhan tahun berdakwah di sana. Ia adalah Ustaz Abdul Halim Abas. Pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatun Nisa di Tuaran, Sabah ini bercerita bagaimana sejarah permulaan Islam dan perkembangannya hingga saat ini.

Islam di Sabah bermula dari para da’i dari Yaman yang mulanya berdakwah di kawasan tepi pantai, seperti di Tawau, Kota Belud dan Bagansiapi-api. Ketika itu terjadi hubungan persaudaraan diantaranya dari pernikahan para da’i dengan penduduk setempat. Saat itulah pemahaman agama Islam disebarkan, sehingga saat itu ada wanita di Sabah memakai cadar sejak sebelum perang dunia kedua atau sebelum tahun 40an. Diantara ciri khas peninggalan Islam dari masa lampau itu misalnya tata cara ibadah shalat. Di pedalaman Sabah mereka mengadakan shalat sunnah berjamaah diluar salat wajib, kenapa demikian? diantaranya untuk mendisiplinkan umat Islam dalam beribadah, dan sekitar lima tahun lalu Ustaz Halim mengaku pernah melihat kebiasaan itu masih dilakukan saat berkunjung di masjid-masjid di pedalaman Sabah.

Sebelum Sabah merdeka, dalam masa penjajahan Inggris, kondisi umat Islam agak tertekan. Secara umum mereka tidak memaksa masyarakat untuk masuk Kristen akan tetapi mereka mengirimkan para misionaris untuk masuk ke pedalaman dan mengkristenkan penduduk pedalaman di Sabah. Sementara di wilayah pinggir pantai, umat Islam sudah mulai banyak dan kuat sehingga mereka masuk ke pedalaman. Itulah kenapa sejak saat itu banyak gereja di pedalaman Sabah. Orang banyak bertanya, kenapa banyak Kristen di Sabah, itu karena mereka pernah memerintah dan mengembangkan agama Kristen.

Setelah Sabah merdeka, pemimpinnya bernama Tuan Mustofa, ia keturuan suku Suluk atau bangsa Moro. Tuan Mustofa ini benar-benar Muslim yang fanatik dan dari dakwahnya dia berhasil mengislamkan banyak orang. Selain kewajiban berdakwah, tujuannya juga agar Islam dijadikan agama resmi sehingga pemeluknya harus banyak. Sebelumnya, agama resmi belum ada di Sabah. Walaupun sudah ada Islam, Kristen dan Pagan tapi belum ada yang diresmikan. Setelah banyak pemeluk Islam dan jumlahnya mencapai sesuai yang ditentukan yaitu mencapai 50% maka Islam menjadi agama resmi dan Dewan Perundangan Negeri Sabah melalui Kerajaan Negeri boleh mengeluarkan anggaran untuk kepentingan umat Islam. Ketika itu para imam, bilal dan pejabat agama di setiap daerah diberi gaji.

Di masa itu banyak orang masuk Islam bahkan bisa secara massal di lapangan dengan jumlah bisa mencapai 3000 sampai 4000 orang, sehingga perkembangannya luar biasa. Sementara itu, para pemuka agama atau para da’i dibawa umroh sebagai penyemangat untuk kembali dakwah di tengah masyarakat. Dan ternyata para pendakwah di Sabah banyak juga dari Indonesia, diantarannya dari Muhammadiyah, NU, Al Wasliyah dan lainnya.

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button