LAPORAN KHUSUS

Geliat Dakwah di Sabah

Berkunjung ke Rumah Transit Mualaf di Sabah

Kerukunan umat beragama di Sabah

Ada keunikan dalam kerukunan umat beragama di Sabah. Misalnya, ketika ada Muslim meninggal dan keluarganya masih campur dengan yang masih Kristen, keluarganya yang Kristen itu yang menggali kuburnya, bahkan ketika tahlil malam harinya, orang-orang Kristen juga ikut hadir. Disitulah bisa diambil peluang untuk berdakwah. Apalagi jika tahlilnya dilakukan selama tiga atau tujuh malam berturut-turut. Apalagi ada tradisi Kristen yang melakukan acara perayaan pasca kematian. Dari momen yang dimanfaatkan untuk dakwah itulah sedikit demi sedikit ada yang masuk Islam. Di Tuaran khususnya di Suku Dusun, sekitar 40-50 tahun lalu banyak Pagan atau Kristen, tetapi sekarang tidak ada rumah yang tidak ada orang Islamnya. Sekurang-kurangnya setiap rumah ada satu orang Islamnya. Oleh karena itu, perlu terus ditingkatkan hubungan dengan para mualaf itu dan adakan program-program pengajian untuk mereka.

Selain itu, kerukunan umat beragama yang menarik di Sabah, misalnya ada kejadian ketika salah satu anggota keluarga yang masuk Islam maka peralatan masak serta makanan dan minumannya dipisah oleh keluarganya. Itu dilakukan agar si Muslim tidak lagi memakan makanan dan minuman yang haram. Itu perkara biasa yang sudah dipahami masyarakat di Sabah. Bahkan ketika anaknya sudah masuk Islam dan menikah, itu keluarganya membuat acara pernikahan walaupun di rumah yang masih ada simbol-simbol Kristennya. Menariknya, masakan di acara resepsi itu dipisah antara masakan khusus Muslim dan orang-orang diluar Islam. Baik peralatan maupun tukang masaknya itu juga dipisahkan. Termasuk juga dalam hal kematian, itu juga dilakukan sesuai ajaran agama si mayit dan keluarga serta masyarakat saling menghadiri dengan cara agama masing-masing. Dan itu kebiasaan di Sabah, saling menghormati. Ini dilakukan karena hubungan baik sudah terjalin sejak dahulu antara Islam, Kristen dan Pagan.

Dalam pengalaman dakwah Ustaz Halim sendiri, ketika hadir di kampung-kampung untuk berdakwah itu acara yang ia buat dihadiri juga oleh orang-orang Kristen dan Pagan. Bahkan kadang-kadang orang Kristennya ikut jadi panitia, misalnya dia bertugas mengundang atau menjemput pendakwah untuk menyampaikan ceramah, jadi begitu terbuka.

Tantangan dakwah

Dibalik perjalanan dakwah tentu ada juga tantangannya, ketika di satu sisi ada kerukunan di sisi lain ada ujiannya. Misalnya ketika ada yang memeluk Islam dan ditolak keluarga dan mayarakatnya, maka si mualaf itu harus meninggalkan kampungnya. Ini terjadi khususnya ketika di awal-awal ketika Muslim masih sedikit di Sabah. Ada cerita seorang pelajar wanita yang masuk Islam, ia ditolak keluarga dan masyarakatnya sehingga harus meninggalkan kampungnya. Kisahnya, pelajar ini ketahuan masuk Islam, lalu keluarga dan masyarakat juga marah. Ketika ia shalat ashar dan magrib ia didatangi banyak orang, sempat berdebat dan akhirnya ia harus meninggalkan kampungnya. Muslimah mualaf ini ujiannya lebih berat karena ia harus berjalan semalaman hingga pagi melewati hutan untuk meninggalkan kampungnya menuju tempat yang lebih aman dan bisa memperdalam agama Islam.

Ada juga mualaf yang dipukuli bahkan sampai ada yang diracun, disihir bahkan sampai ada yang mati ditembak ketika ketahuan masuk Islam. Oleh sebab itu bagi para pendakwah di Sabah ketika masa itu, penting mendalami ilmu mengatasi sihir untuk menghadapi masalah seperti ini. Ujian dakwahnya berat namun ini terjadi di keluarga dan wilayah-wilayah tertentu saja, seperti misalnya ada keluarga besar Kristen fanatik yang tiba-tiba anaknya masuk Islam, itu mereka kadang tidak terima keadaan itu. Contohnya seperti yang dialami istri Ustaz Halim sendiri, dahulu keluarga besarnya Kristen lalu dia masuk Islam dan sempat dimarahi sampai dipukuli, sampai dipaksa makan dan mandi sama babi.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button