Hidup Berkah dengan Takdir Allah: Pesan Mendalam dari Ustaz Rahmat Hidayat
Bogor (SI Online) – Dalam kajian yang diadakan di Masjid Adz-Dzikraa Bogor, Ahad (17/12/2023), Ketua Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Islam Bogor Tengah, Ustaz Rahmat Hidayat mengungkapkan pengertian mendalam tentang konsep berkah dalam kehidupan manusia. Dalam penjabarannya, ia menyatakan bahwa berkah berasal dari Allah SWT dan merupakan kebaikan yang dianugerahkan-Nya kepada setiap individu.
“Dalam istilah bahasa Arab berkah memiliki makna an nama’u wa ziyadah, berkembang dan juga bertambah. Selain itu, menurut al-Raghib al-Asfahani, berkah itu adalah tetapnya kebaikan. Kebaikan dari siapa? kebaikan dari Allah pada setiap sesuatu. Jadi keberkahannya, yaitu kebaikan yang memang Allah berikan. Maka pandangan kebaikannya pun bukan dari kita tapi dari Allah. Dalam kamus besar Indonesia pun disebutkan bahwa berkah itu karunia Allah, karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Jadi berkah itu bukan dari manusia tapi dari Allah, itu yang dinamakan berkah,” ucapnya.
Menurut Ustaz Rahmat, berkah tidak hanya terkait dengan kekayaan materi, tetapi juga dengan keberkahan spiritual dan kehidupan sehari-hari. Ia menekankan pentingnya mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah sebagai prioritas utama saat mendapat rezeki, yang akan mengalirkan kebaikan secara berkelanjutan.
“Dari sisi harta biar berkah ketika mendapatkannya, jangan lupa bahkan menjadi prioritas utama itu adalah keluarkan zakat, infak, shadaqahnya. Ini yang kemudian akan menjadikan dia ziyadah, bertambah dan berkembang mengalir terus dan berkesinambungan kebaikannya, jadi disebut berkah,” ujarnya.
Selain itu, Ustaz Rahmat juga menggambarkan definisi rumah yang sehat bukan hanya dalam segi kebersihan fisik, melainkan sejauh mana rumah itu dipenuhi dengan berbagai aktivitas ibadah yang membawa keberkahan. Ia juga menyoroti pentingnya usia yang subur dengan amal saleh sebagai penanda keberkahan hidup.
“Rasulullah mendefinisikan rumah sehat itu bukan rumah yang bersih tapi, sejauh mana bait itu menjadi jannah, rumahnya diisi dengan berbagai macam aktivitas ibadah, dipakai untuk bersyukur bukan sekadar kumpul dari sisi jasadiyahnya saja tapi bagaimana ruhiyahnya berkumpul di situ. Terkait umur yang berkah, menurut Ustaz Aceng Zakaria, umur yang berkah adalah umur yang subur makmur dengan amal saleh. Jadi tidak bisa melihat tua mudanya, tapi lihat amal salehnya,” tuturnya.
Ustaz Rahmat juga menegaskan bahwa berkah bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk pada tanah yang tidak subur secara fisik tetapi penuh dengan kegiatan keagamaan seperti masjid, TPA, dan berbagai kegiatan ibadah lainnya.“Tanah berkah itu, bukan yang sebatas tanah subur dengan panorama indah, tidak. Bisa jadi gersang, tapi di situ ada masjid, ada TPA. Banyak orang yang beribadah di situ, kajian di situ, jadi banyak kemanfaatan,” jelasnya.
Dalam konteks ilmu, ia menekankan bahwa ilmu yang membawa keberkahan bukanlah sebatas pengetahuan yang banyak, tetapi ilmu yang bermanfaat dan mampu mendatangkan rezeki yang baik serta amal yang diterima di sisi Allah SWT.
“Ilmu yang berkah itu bukan ilmu yang banyak, tapi ilmu yang berkah adalah naafi’an. Ilmu yang bermanfaat itu mendatangkan rezeki yang baik dan bisa mendatangkan amalnya diterima, itulah yang dinamakan ilmu yang berkah, ungkapnya.
Ustaz Rahmat juga menyoroti bahwa ujian dan masalah dalam hidup bisa menjadi bagian dari keberkahan. Ketika diuji, sikap sabar dan tawakal kepada Allah menjadi kunci untuk menjadikan segala hal, baik suka maupun duka, sebagai bagian dari keberkahan yang bernilai pahala dan penghapus dosa di mata-Nya.
“Hidup yang berkah bukan hanya sebatas sehat tapi kadang juga sakit bahkan justru menambah keberkahan hidup. Jika diuji kemudian ia tawakal kepada Allah maka itu jadi penghapus dosa sehingga itu adalah keberkahan. Ketika Allah memberikan takdir kepada kita, sejauh mana kita bisa memberikan nilai kepada keduanya itu bertambah baik, walaupun sakit, walaupun berdarah, ternyata memang mau Allah hapus dosa, bahkan ketika sakit ia lebih banyak ingat kematian sehingga lebih mendekat kepada Allah. Rasulullah mengingatkan selain mendapat bahagia dengan syukur, kalau diuji dia sabar. Sehingga kemudian ada dua yang harus ditanamkan. Apa pun yang Allah tetapkan kepada kita jadikan itu amal saleh. Apa pun yang kita laksanakan mudah-mudahan menjadi dua jalan yaitu satu, penambah pahala. Dua, penghapus dosa,” jelasnya.
Penutupnya, Ustaz Rahmat mengajak jemaah untuk menjadikan setiap aspek kehidupan sebagai amal saleh, menjadikan kesulitan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, dan mengingatkan bahwa nilai keberkahan sebuah kehidupan terletak pada pahala dan penghapusan dosa di sisi Allah SWT.
“Sudah ditetapkan usia kita, punya kesempatan juga sama, sama diuji juga, itu akan ada terus sampai kepada kematian. Tapi sejauh mana keseluruhannya itu menjadi keberkahan bernilai di sisi Allah. satu, bernilai pahala. dua, bernilai penghapus dosa sehingga ziyadatul khair nya itu sampai ke surga,” tandasnya.
rep: fuad