NASIONAL

Ibaratkan Pilpres seperti Perang: Neno Warisman Ditegur, Kenapa Moeldoko Dibiarkan?

Jakarta (SI Online) – Artis Neno Warisman membawakan puisi dalam Malam Munajat 212 di Lapangan Monas, Kamis malam, 21 Februari 2019 kemarin. Puisi itu, belakangan menuai kritik dari kubu pendukung pasangan 01, Jokowi-Ma’ruf Amin. Kesalahan Neno, kata mereka, hendak menyamakan kontestasi Pilpres seperti perang.

“Pengandaikan pilpres sebagai perang adalah kekeliruan. Pilpres hanya kontestasi lima tahunan,” kata Ketua PBNU Robikin Emhas melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu 23 Februari 2019.

Puisi Neno yang ditanggapi Robikin itu pada penggalan berikut: “Namun, kami mohon jangan serahkan kami kepada mereka yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak, cucu kami dan jangan, jangan kau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika engkau tidak menangkan kami, (kami) khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahmu.”

Menurut Robikin, sengaja atau tidak sengaja Neno mencoba membawa orang pada peristiwa Perang Badar pada awal sejarah Islam. Saat itu pasukan muslim yang berjumlah 319 orang bersenjata seadanya berhadapan dengan seribuan musuh bersenjata lengkap yang berusaha mengenyahkan kaum muslimin. Nabi Muhammad Saw pun berdoa memohon pertolongan Allah agar memenangkan kaum muslimin.

Robikin mengatakan, capres-cawapres peserta Pilpres 2019, Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga, seluruhnya beragama Islam.

“Lalu atas dasar apa kekhawatiran Tuhan tidak ada yang menyembah kalau capres-cawapres yang didukung kalah? Apa selain capres-cawapres yang didukung bukan menyembah Tuhan, Allah Swt?” tukas Robikin.
Anehnya, lulusan Pesantren Miftahul Huda Gading, Malang, Jawa Timur ini seolah lupa. Kata “perang”, bahkan “perang total”, justru sebenarnya digunakan oleh tim pemenangan pasangan 01 terlebih dahulu. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jenderal (Purn) Moeldoko yang melontarkan.

“Kita turunkan sedikit ke strategi, jadi saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total, dimana hal-hal yang kita kenali adalah menentukan center of gravity dari sebuah pertempuran itu,” kata Moeldoko di Jakarta, Rabu 13 Februari 2019 lalu.

Kepala Staf Kepresidenan itu mengungkapkan, TKN telah memiliki pusat grafitasi terkait pemilu 2019. Dia mengatakan, pengetahuan akan center of gravity itu membuat TKN sudah memiliki langkah-langkah yang harus diambil guna memenangi kontestasi lima tahunan ini.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button