NUIM HIDAYAT

Jangan Sesali Terus Kehilangan Tujuh Kata!

Kata adil, adab, rakyat, hikmat, musyawarah adalah kosa kata Islam. Maka bila kita telusuri perumusan Pancasila, Mohammad Yamin dan Soekarno tidak pernah menyebut kata ini. Sayangnya Yamin yang menulis tentang Sejarah Pancasila, tidak menulis dengan terus terang siapa yang membuat draft bunyi Pancasila yang bagus itu. Dan itu wajar, karena Yamin memang seorang sekuler. Ia berusaha menutupi sejarah yang diwarnai tokoh-tokoh Islam.

Banyak yang menduga kuat (terutama cendekiawan Islam), bahwa yang merumuskan lima sila itu adalah Agus Salim. Kabarnya, tokoh Masyumi Mohammad Roem mengonfirmasi bahwa rumusan Pancasila itu memang dari Agus Salim. Seperti kita ketahui Salim adalah seorang yang cerdas, bahkan jenius. Mempunyai kemampuan banyak bahasa dan telah menjadi pemimpin redaksi ketika zaman Belanda. Salim sering memberikan pelajaran kepada tokoh-tokoh Islam Masyumi. Juga kepada Soekarno. Pahlawan nasional ini pernah juga mengajar di Cornell University, Amerika. (Baca juga: H. Agus Salim: Diplomat Indonesia Terbaik)

Jadi, mesti tujuh kata itu hapus, sila Pancasila itu masih tetap diwarnai Islam. Bahkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut Mohammad Hatta, adalah tauhid.

Maka, kalau kini ada umat Islam yang memusuhi Pancasila, sebenarnya ia kurang paham sejarah. Atau kurang teliti mencermati sejarah.

Tapi ingat, bagaimanapun bagusnya Pancasila, kalau pemimpinnya buruk, maka negara bisa buruk. Ibaratnya Pancasila ‘hanya kertas’, tergantung pada pelaksananya. Pemimpin yang Islamofobia, bisa menggunakan Pancasila untuk menghantam umat Islam. Sebagaimana dulu kaum PKI, memelintir ayat-ayat Al-Qur’an agar kaum Muslim mendukung PKI.

Maka saatnyalah kita berfikir bagaimana menciptakan atau mendukung pemimpin yang bisa memakmurkan negeri ini dengan dasar Pancasila. Di tangan pemimpin yang shalih, negeri ini insyaallah akan adil dan makmur dan Pancasila bersahabat dengan Islam. Di tangan pemimpin yang jahat atau bodoh, negeri ini akan kacau, miskin dan Pancasila digunakan untuk menghantam umat Islam.

Jadi mari move on. Jangan sesali sejarah dan jangan salah membaca sejarah. Karena sejarah itu pemilihan fakta dan penafsiran terhadap fakta.

Jangan sampai salah memilih pemimpin lagi 2024. Jangan golput. Meskipun jamaah anda lima juta golput, pemilihan presiden 2024 akan tetap berlangsung. Golput tidak dapat membatalkan pemilu. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button