Jokowi di Ambang Kekalahan?
Perpaduan antara rendahnya militansi dan hilangnya pesona Jokowi menjadi penyebab mengapa publik enggan menghadiri kampanye. Sementara Ma’ruf sama sekali tak punya daya tarik yang bisa menyedot pendukung.
Untuk kampanye pertama yang berlangsung di kampung halaman Ma’ruf, Ketua TKN Erick Thohir sampai harus bersusah payah turun tangan. Erick terlihat hadir dalam kampanye PDIP yang digelar di alun-alun Kota Tangerang, Ahad pagi. Dia kemudian meminta massa pendukung PDIP untuk bergeser ke lapangan Ciceri, Serang tempat Jokowi-Ma’ruf akan menggelar kampanye.
Selain Tangerang, TKN juga mengerahkan massa dari Cilegon. Mayoritas adalah pendukung PDIP. Kampanye perdana ini menjadi pertaruhan bagi TKN seberapa besar mereka berhasil memobilisasi massa. Mereka juga tidak ingin dipermalukan di kampung halaman Ma’ruf.
Prabowo memulai kampanye lebih awal di Manado dikejutkan dengan antusiasme warga. Di kampung halaman ibunda Prabowo ini BPN tidak terlalu memasang target tinggi.
Mereka menyadari Manado adalah basis pendukung PDIP dan Jokowi. Pada Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla memperoleh 58,77 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta 41,23 persen. Namun sepanjang jalan menuju lapangan Ternate Baru, Manado massa menyambutnya dengan antusias.
Sambutan yang jauh lebih meriah terjadi ketika Prabowo menggelar kampanye terbuka di lapangan Karebosi Makassar. Massa tumpah ruah. Dia didampingi oleh pengusaha Erwin Aksa, keponakan Wapres Jusuf Kalla.
Makassar sebelumnya bukan kota yang ramah bagi Prabowo. Pada Pilpres 2014 Prabowo-Hatta kalah telak dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Di kota Makassar Prabowo hanya mendulang 29, 43 persen. Jokowi memperoleh 70, 53 persen.
Militansi pendukung ini juga menjelaskan mengapa elektabilitas Jokowi turun dan elektabilitas Prabowo naik. Dibandingkan dengan survei bulan Oktober 2018, Jokowi turun 3,4 persen, Prabowo naik 4,7 persen.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah angka mereka yang memutuskan tidak memilih alias golongan putih (Golput). Kubu Jokowi dihantui banyaknya pendukung yang tidak akan memilihnya kembali.