Kampanye Jokowi Dilanda Krisis
Kemudian, sejumlah ulama dan ustad didatangi oleh orang-orang gila. Ada yang disiksa sampai meninggal dunia. Meskipun persekusi terhadap para ustad ini tidak diketahui pasti pelakunya, tetapi ada kesan bahwa pihak yang berwenang tidak serius menyelesaikan kasus-kasus itu. Bukankah ini juga kesewenangan?
Seterusnya ada persekusi terhadap kegiatan #2019GantiPresiden. Kegiatan ini pada mulanya dikatakan legal oleh berbagai pihak, termasuk pihak yang berkuasa. Namun kemudian, kegiatan yang dimotori oleh Neno Warisman itu dihadang di banyak tempat. Polisi dan intelijen ikut melakukan persekusi. Tidakkah ini kesewenangan?
Masyarakat mengamati cara pihak yang berkuasa dan berwenang dalam menangani berbagai kasus ujaran kebencian dan hoax. Ada kesan kasus-kasus yang para terduganya dari kubu lawan penguasa, biasanya cepat ditanggapi. Sebaliknya dari kubu pendukung penguasa cenderung dibiarkan.
Di tubuh pemerintahan, para penguasa secara berjemaah melakukan kesewenangan demi mempertahankan kekuasaan petahana. Rakyat melihat ini. Mereka mengamati itu. Rakyat mencatat begitu banyak ketidakadilan.
Contoh terbaru, Gubernur DKI Anies Baswedan disidang oleh Bawaslu dengan dakwaan melakukan pidana karena mengacungkan dua jari di depan rapat Partai Gerindra. Padahal, begitu banyak gubernur dan bupati/walikota yang menyatakan diri secara terang-terangan mendukung paslon 01. Dan mereka ini dibiarkan saja.
Tindakan sewenang-wenang seperti inilah yang sekarang menjadi panen badai Jokowi. Inilah yang membuat kampanye beliau terjerembab dan mengalami krisis yang serius.
Asyari Usman
(Penulis adalah wartawan senior)