NUIM HIDAYAT

Kasih Sayang Rasulullah yang Luar Biasa

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS at Taubah 128)

Ahli tafsir Fakhuruddin ar Razi menjelaskan ada empat sifat Nabi yang tergambar dalam surat at Taubah ini. Pertama, min anfusikum, dari kalanganmu sendiri. Maksudnya nabi yang datang itu bukan datang dari makhluk gaib, atau malaikat. Ia manusia biasa seperti kita, makan minum, kalau badannya terkena panas, berkeringat. Ia juga merasakan kesedihan kalau terkena musibah seperti manusia biasa.

Sifat Nabi yang kedua, adalah berat hatinya melihat penderitaan manusia. Rasulullah selalu ingin kaum Muslim selalu mendapat petunjuk Allah. Berat hatinya bila melihat kaum Muslim berdosa. Bahkan beliau sampai bersujud kepada Allah agar dapat memberi syafaat kepada umatnya.

Sifat ketiga Rasulullah saw adalah beliau sangat menginginkan kaum Muslim memperoleh kebaikan. Keinginan untuk memberikan petunjuk kepada manusia sangat besar, sehingga beliau merasakan penderitaan dakwah yang besar.

Sifat keempat adalah Rasulullah sangat penyantun dan penyayang kepada kaum Mukmin. Menurut para ahli tafsir, belum pernah Allah menghimpunkan dua namanya sekaligus pada nama seorang Nabi, kecuali kepada Nabi Muhammad. Nama yang dimaksud ialah Ra’ufur Rahim (penyantun dan penyayang).

Dua nama itu menurut sebagian ahli tafsir, menunjukkan sifat Nabi yang penyayang tidak hanya kepada orang yang taat kepadanya, tetapi juga kepada orang yang ‘berdosa’. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasul itu penyayang kepada orang yang berjumpa dengannya dan juga pengasih kepada orang yang tidak pernah berjumpa dengannya.

Suatu hari Rasulullah pernah berkata, ”Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan Ikhwani. Para sahabat bertanya,”Bukankah kami ini ikhwanuka?” “Bukan,”jawab Rasulullah. “Kalian ini sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah orang yang tidak pernah berjumpa denganku, tetapi membenarkanku dan beriman kepadaku.”

Dalam riwayat yang terkenal, ketika Rasulullah berdakwah di Thaif, beliau dilempari batu hingga tubuhnya berdarah. Rasul kemudian berlindung di kebun Utbah bin Rabiah dan memanjatkan doa yang sangat mengharukan. Beliau berdoa,”Wahai yang melindungi orang-orang yang tertindas, kepada siapa Engkau akan serahkan aku, kepada saudara jauh yang mengusir aku?”

Datanglah Malaikat JIbril seraya berkata,”Ya Muhammad ini Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan ini malaikat yang mengurus gunung-gunung diperintah Allah untuk mematuhi seluruh perintahmu. Dia tidak akan melakukan apapun kecuali atas perintahmu.” Lalu malaikat dan gunung berkata kepada Nabi,”Allah memerintahkan aku untuk berkhidmat kepadamu. Jika engkau mau, biarlah aku jatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, aku guncangkan bumi di bawah kaki mereka.” Namun Nabi berucap,”Hai Malaikat gunung, aku datang kepada mereka karena aku berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang-orang yang mengucapkan kalimat ‘Laa Ilaaha illallah’.

Nabi tidak mau menurunkan azab kepada mereka. Nabi berharap kalaupun mereka tidak beriman, keturunan mereka nanti akan beriman. Kemudian para malaikat dan gunung berkata,”Engkau seperti disebut oleh Tuhanmu, sangat penyantun dan penyayang.”

Kecintaan Nabi terhadap orang-orang yang menderita sangat besar. Menurut Aisyah, Nabi makan tidak sampai kenyang selama tiga hari berturut-turut. Ketika Aisyah menanyakan sebabnya, Nabi menjawab,”Selama masih ada ahli suffah, orang-orang miskin yang kelaparan di sekitar masjid, aku tidak akan makan kenyang.”

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button