OPINI

Khilafah, Mudarat atau Maslahat?

Keempat, perkataan Menag tentang khilafah memang kontroversial jika dilihat dari aspek-aspek Alquran atau hadis-hadis dan lainnya adalah perkataan yang tidak bernilai. Pernyataan yang sama tidak bernilainya dengan pernyataan Menkopolhukam Prof. Mahfud MD, yang mengatakan bahwa tidak ada yang namanya sistem khilafah dalam Islam, yang ada itu adalah prinsip khilafah dan itu tertuang dalam Alquran. (tempo.co, 27/10/2019).

Hari ini umat dikaburkan terhadap pemahaman yang lurus tentang khilafah. Sebaliknya umat dijejali dengan berbagai propaganda dan stigma jahat nan sesat tentang khilafah. Padahal khilafah adalah ajaran Islam yang mulia. Khilafah merupakan sistem pemerintah Islam yang Allah Swt. wajibkan. Kewajiban menegakkan khilafah telah disepakati oleh para ulama terdahulu bahkan oleh kelima imam mazhab.

Bab tentang khilafah juga dibahas secara tersendiri dalam kitab fikih Islam pertama di Indonesia karya ulama besar tanah air, Sulaiman Rasyid, disebutkan bahwa Khilafah adalah persoalan politik dan ketatanegaraan. Kitab ini telah menjadi rujukan wajib di perguruan tinggi dan menengah di Indonesia serta Malaysia sampai sekarang.

“Al-Khilafah ialah suatu susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran agama Islam, sebagaimana yang dibawa dan dijalankan oleh Nabi Muhammad Saw. semasa beliau hidup dan kemudian dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar Bin Khaththab, Utsman Bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Kepala negaranya adalah Khalifah.” (Sulaiman Rasyid, 1951: 494).

Dalil-dalil tentang wajibnya pemerintahan Islam/khilafah dapat diterima dan diyakini hanya oleh seorang Muslim yang objektif dan menempatkan syariat sebagai pedoman hidupnya. Dalil kewajiban menegakkan khilafah di antaranya,

“Bani Israil dulu dipimpin dan diurusi oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, ia digantikan oleh nabi yang lain. Sungguh tidak ada nabi setelahku. Yang akan ada adalah para khalifah dan jumlah mereka banyak.” (HR Muslim).

Bisyarah tentang kembalinya Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah yang kedua juga terdapat dalam hadis,

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah Ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah Ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Khilafah merupakan mahkota kewajiban. Berjuang dalam menegakkan kembalinya khilafah merupakan bukti ketaatan kita kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Jika hari ini masih ada yang memperselisihkan khilafah, menganggap khilafah kontroversial bahkan menolak khilafah. Maka ingatlah firman Allah Ta’ala,

“Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah sesuatu itu kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah) jika kalian benar-benar mengimani Allah dan Hari Akhir.” (TQS an-Nisa’ [4]: 59).

Dan tidak ada jawaban lain bagi seorang Mukmin kecuali taat dan patuh terhadap apa yang telah diputuskan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya,

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS An-Nur [24]: 51-52).

Tampak semakin jelas dari paparan di atas bahwa sesungguhnya kapitalisme dan derivatnyalah biang mudarat umat manusia. Sebaliknya keberkahan, kemuliaan dan kemaslahatan justru akan menghampiri umat manusia jika mau menerapkan Islam secara kaaffah dalam bingkai khilafah.

Sungguh nyata berbagai fitnah, propaganda dan stigma keji tengah menimpa Islam dan umatnya. Berbagai tuduhan dan tudingan jahat nan sesat tidak hentinya menyapa. Semua itu tidak lain merupakan upaya musuh-musuh agama ini menghadang kebangkitan Islam lewat tegaknya khilafah. Maka tidak ada pilihan lain, selain melawan berbagai makar jahat tersebut dengan mengokohkan ukhuwah Islamiyyah di antara kaum Muslimin, dan melanjutkan perjuangan mulia ini hingga Islam menang! Wallahu’alam.

Ummu Naflah
Komunitas Penulis Bela Islam, Mentor di AMK

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button