KHOTBAH

Khotbah Iduladha KH Muhyiddin Junaidi: Keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam Memimpin Umatnya

Pemimpin yang bijak adalah yang selalu menjaga hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang dan berkesinambungan. Ia lebih mengutamakan untuk menyampaikan keluhan dan permintaan kepada Allah. Semakin besar jumlah rakyat yang dipimpinnya semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi. Menyampaikan keluhan ke rakyat adalah bukti minimnya kedewasaan seorang pemimpin. Tugas dan tanggung jawab pemimpin memang berat dan beresiko. Rakyat akan selalu memantau perilaku para pemimpinnya. Kontrol sosial ini sangat penting untuk menjaga kinerja seorang pemimpin.

Bukan pencitraan dan popularitas yang dikedepankan oleh pemimpin tetapi pengabdian, kerja keras, pembuktian nyata, keikhlasan, kesederhanaan dan keberpihakan kepada masyarakat selalu menjadi dambaan umat sepanjang masa. Munculnya kelompok radikal adalah akibat dari kezaliman dan ketidakadilan yang dilakukan secara masif oleh penguasa dan pemangku jabatan dengan bantuan kekuatan asing.

Islamic state in Iraq and Syam (ISIS) adalah fenomena sosial yang harus mendapatkan jawaban yang tepat. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kelompok super radikal ini muncul sejak sepuluh tahun lalu sebagai respon dari sikap penguasa yang zalim dan diskrimatif. Situasi itu dimanfaatkan dan eksploitasi oleh pihak musuh yang punya agenda keji dan deskruktif dengan mengorbankan nama baik Islam dan kaum Muslim di dunia. Musuh Islam yang unggul di bidang teknologi dan keuangan berhasil menanamkan bibit permusuhan sesama umat Islam dan menolak upaya rekonsiliasi dan perdamaian dengan berbagai alasan subyektif.

  1. Intensif berdoa dengan penuh penghambaan dan keikhlasan.

Ibrahim AS adalah Nabiulllah yang terkenal kegemaran berdoa dalam melaksanakan tugas. Doa adalah ruh setiap pekerjaan dan ibadah ritual, orang yang malas berdoa termasuk golongan orang yang kikir dan sombong.

Rasulullah SAW bersabda: Doa itu adalah otak setiap pekerjaan.

Sementara itu Allah SWT brjanji akan memenuhi setiap doa hambaNya yang minta berdoa dengan penuh harapan, optimisme, ketulusan dan penghambaan. Berdoa adalah sebuah kebutuhan dasar manusia, karena ia adalah makhluk yang lemah dan sarat akan godaan. Tetapi kebanyakan manusia berdoa hanya pada saat ia dalam keadaan tersudut dan kondisi krisis, sakit dan menghadapi banyak permasalahan dan problematika hidup.

Allah SWT berfirman: Dan apabila hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku katakanlah bahwa Aku dekat, Aku akan memenuhi doa setiap orang yang berdoa. Maka mereka hendaknya memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu semoga mereka mendapat petunjuk.

Doa adalah otaknya setiap ibadah. Allah akan mendengar dan mengabulkan setiap doa hamba yang disampaikan. Tetapi Allah punya kriteria tersendiri untuk memenuhi permintaan manusia. Ibrahim sepanjang tugas dakwahnya dari satu tempat /negara ke negara lain selalu memanjatkan doa. Bagi umat Islam doa adalah sebuah kebutuhan primer bukan sekunder dalam kehidupan. Buah dari doa-doa Ibrahim kini bisa dirasakan dan dinikmati oleh keturunan dan umat manusia.

Dalam misi dakwahnya, Nabi Ibrahim melalui beberapa wilayah dan negara. Terlahir di Irak. Beliaupun berdoa kepada Allah agar ayahnya sebagai seniman pembuat patung diberikan hidayah. Para ahli arkeologi dan geologi mencatat bahwa wilayah yang dilalui beliau ternyata amat kaya akan sumber daya alam dari minyak, gas alam, emas, perak, nikel, phospat, uranium dan pertanian.

Beliau berdoa agar wilayah dan negrinya makmur, sejahtera dan aman. Allah SWT berfirman: Ya Allah jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan berikanlah kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari akhir rizki dari berbagai macam buah buahan. Allah berkata, Barang siapa yang menginkarinya maka Aku akan berikan sedikit kenikmatan kemudian terpaksa Aku kembalikan ke siksaan neraka dan itu adalah tempat peristirahat yang terburuk.

Dua negara yang menjadi wilayah dakwah Ibrahim adalah Iraq dan Saudi Arabia. Kedua negara ini memiliki deposit minyak mentah sangat besar. Saudi dengan 268’6 miliard barrel sementara Iraq dengan 176’8 miliard barrel. Kekayaan itu jika di ekplorasi dengan baik tak akan habis selama 75 tahun. Ini adalah hasil dan buah doa doa Ibrahim. Sumber daya alam itulah seharusnya memberikan keberkahan dan kesejahteraan bagi penduduknya.

Para pemimpin yang adil dengan mudah merubah wajah umat yang terkebelakang dan kumuh menjadi umat pengendali dunia. Tetapi dalam waktu yang bersamaan kekayaan itu bisa berubah menjadi nestapa dan kekacauan. Hal ini akibat dari kezaliman, kepongahan dan kebodohan para penguasa yang berkolaborasi dan berkonsfirasi dengan kekuatan jahat untuk kepentingan kelompok dan golongan. Mereka berpoya poya dan hidup penuh dengan kemaksiatan. Kekayaan itu telah membuat mereka terlena dan cenderung bersikap hedonis, matrialis dan konsumtif.

Sementara itu, tak sedikit dari rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan dan sengsara. Ironisnya negara negara Arab yang kaya minyak enggan untuk berinvestasi di negara Arab atau muslim lainnya. Sebagian besar devisa dari penjualan minyak itu justru diinvestasikan di negara-negara yang anti Islam. Para fund manager yang mengelola dana tersebut adalah musuh kaum Muslim. Bahkan mereka melakukan ekspansi perusahaan multinasionalnya ke manca negara dengan dana para konglomerat Muslim.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button